Miliaran dolar dari "uang kotor" yang didapat dari kejahatan, terutama dari Rusia, dicuci lewat pasar properti London, menurut para aktivis anti-korupsi. Pemerintah Inggris telah berjanji untuk menghentikan praktik tersebut.
Dalam lima tahun terakhir, properti di lokasi-lokasi prima di London telah meningkat nilainya 42 persen, dan para aktivis mengatakan hal itu sebagian didanai uang "kotor" dari kejahatan.
Dalam sebuah program televisi Inggris baru-baru ini yang berjudul "Dari Rusia dengan Uang Tunai," aktivis anti-korupsi Roman Borisovich menyamar menjadi seorang menteri Rusia yang mencari properti untuk dibeli dengan uang curian saat mengunjungi beberapa agen real estate di pusat kota London. Berbicara kepada VOA lewat Skype, ia menggambarkan apa yang terjadi.
"Mereka sangat bersemangat untuk menjual," ujarnya. "Bahkan ketika saya memberitahu mereka bahwa uangnya adalah hasil curian dari dana untuk membeli obat-obatan, dan jelas orang-orang yang sakit akan kesulitan. Dan mereka tidak peduli."
Semua agen menyarankan membeli properti lewat perusahaan luar negeri yang menawarkan anonimitas pada pembeli. Salah satunya mengusulkan penggunaan tempat bebas pajak seperti Siprus dan wilayah Inggris Jersey untuk membuat apa yang disebut "perusahaan bodong."
"Dan salah satu agen ini mengajukan diri untuk mengontak orang-orang di Jersey dan Siprus untuk mengurus ini," ujar Borisovich.
Pemerintah memperkirakan properti senilai $191 miliar di Inggris dimiliki oleh perusahaan-perusahaan luar negeri. Berbicara dalam perjalanannya hari Selasa ke Singapura, Perdana Menteri David Cameron mengatakan sebagian besar adalah usaha legal, namun ia mengakui ada masalah.
"Kita harus menghentikan para pejabat korup atau kriminal-kriminal terorganisir yang menggunakan perusahaan bodong untuk menanamkan uang haram mereka dalam properti di London tanpa bisa dilacak," ujarnya.
Pemerintah Inggris menyadari praktik dugaan cuci uang ini selama bertahun-tahun, menurut Justin Urquhart Stewart dari perusahaan pengelolaan investasi Seven Investment Management di London.
"Ini uang kotor, datang dari kejahatan, mungkin dari terorisme, jadi ini harus ditanggulangi sekarang," ujarnya.
Berdasarkan undang-undang Inggris, agen-agen real estate harus melaporkan kecurigaan apa pun atas uang yang digunakan untuk membeli properti, namun banyak agen mengatakan mereka seharusnya tidak diharapkan untuk mendeteksi penipuan yang canggih.