Pasar keuangan positif hari Kamis sementara Presiden Barrack Obama bertemu dengan para tokoh Partai Republik dalam upaya untuk mengakhiri krisis anggaran yang telah mencekam Washington beberapa pekan ini.
Sementara penutupan parsial operasi pemerintah Amerika memasuki hari ke-10 dan tenggat waktu untuk menaikkan batas utang hanya sepekan lagi, kalangan investor di pasar-pasar keuangan kini fokus pada perkembangan di ibukota Amerika.
Kekhawatiran terbesar investor selama ini adalah batas utang, karena jika tidak dinaikkan, pemerintah Amerika bisa gagal membayar utang-utangnya atau mengalami default.
Hari Kamis harga saham di Amerika naik begitu juga di negara-negara Eropa. Bahkan peningkatan besar dalam permohonan tunjangan pengangguran tidak mengurangi tanggapan positif ini.
Departemen Perburuhan Amerika mengatakan permohonan tunjangan pengangguran membubung sebanyak 66,000 tetapi kalangan analis mencatat beberapa kekeliruan dalam data itu, khususnya yang terkait dengan negara bagian California.
Harga saham juga menguat di Amerika dalam sehari-dua hari ini karena pencalonan Janet Yellen untuk menggantikan Ben Bernanke sebagai Ketua Federal Reserve atau bank sentral Amerika.
Direktur IMF Christine LaGarde hari Kamis (10/10) memperingatkan Amerika kegagalan untuk menaikkan batas utangnya dapat berakibat parah bagi ekonomi Amerika dan ekonomi global.
Direktur Dana Moneter itu berkata demikian pada jumpa pers pembukaan pertemuan antara IMF/Bank Dunia dan para pemimpin keuangan global di Washington.
Ia mengatakan ekonomi global kini dalam pemulihan lambat dan tak berimbang dan ia mendesak Eropa untuk membereskan masalah-masalah perbankannya dan segera membentuk persatuan perbankan.
Belum tercapainya terobosan dalam pertikaian di Amerika mengenai pengesahan RUU anggaran dan RUU batas utang telah mendominasi pertemuan-pertemuan di Washington. Yang menjadi keprihatinan besar adalah jika tidak teratasi dalam waktu dekat, kebuntuan itu dapat mengancam pemulihan perekonomian global yang rapuh.
Kedua keprihatinan baru ini ditambah pula oleh kecemasan mengenai kemungkinan bank sentral Amerika mereduksi program pembelian-obligasi. Prospek reduksi ini telah menambah tekanan besar pada negara-negara yang ekonominya baru menguat.
Jadi ini merupakan saat yang mengkhawatirkan padahal IMF dan para pakar ekonoom lainnya mengandalkan penguatan ekonomi Amerika untuk ikut mengusung pemulihan perekonomian global yang masih rapuh itu.
Sementara penutupan parsial operasi pemerintah Amerika memasuki hari ke-10 dan tenggat waktu untuk menaikkan batas utang hanya sepekan lagi, kalangan investor di pasar-pasar keuangan kini fokus pada perkembangan di ibukota Amerika.
Kekhawatiran terbesar investor selama ini adalah batas utang, karena jika tidak dinaikkan, pemerintah Amerika bisa gagal membayar utang-utangnya atau mengalami default.
Hari Kamis harga saham di Amerika naik begitu juga di negara-negara Eropa. Bahkan peningkatan besar dalam permohonan tunjangan pengangguran tidak mengurangi tanggapan positif ini.
Departemen Perburuhan Amerika mengatakan permohonan tunjangan pengangguran membubung sebanyak 66,000 tetapi kalangan analis mencatat beberapa kekeliruan dalam data itu, khususnya yang terkait dengan negara bagian California.
Harga saham juga menguat di Amerika dalam sehari-dua hari ini karena pencalonan Janet Yellen untuk menggantikan Ben Bernanke sebagai Ketua Federal Reserve atau bank sentral Amerika.
Direktur IMF Christine LaGarde hari Kamis (10/10) memperingatkan Amerika kegagalan untuk menaikkan batas utangnya dapat berakibat parah bagi ekonomi Amerika dan ekonomi global.
Direktur Dana Moneter itu berkata demikian pada jumpa pers pembukaan pertemuan antara IMF/Bank Dunia dan para pemimpin keuangan global di Washington.
Ia mengatakan ekonomi global kini dalam pemulihan lambat dan tak berimbang dan ia mendesak Eropa untuk membereskan masalah-masalah perbankannya dan segera membentuk persatuan perbankan.
Belum tercapainya terobosan dalam pertikaian di Amerika mengenai pengesahan RUU anggaran dan RUU batas utang telah mendominasi pertemuan-pertemuan di Washington. Yang menjadi keprihatinan besar adalah jika tidak teratasi dalam waktu dekat, kebuntuan itu dapat mengancam pemulihan perekonomian global yang rapuh.
Kedua keprihatinan baru ini ditambah pula oleh kecemasan mengenai kemungkinan bank sentral Amerika mereduksi program pembelian-obligasi. Prospek reduksi ini telah menambah tekanan besar pada negara-negara yang ekonominya baru menguat.
Jadi ini merupakan saat yang mengkhawatirkan padahal IMF dan para pakar ekonoom lainnya mengandalkan penguatan ekonomi Amerika untuk ikut mengusung pemulihan perekonomian global yang masih rapuh itu.