Tautan-tautan Akses

Parlemen Ukraina Pertimbangkan Amnesti bagi Demonstran


Para anggota parlemen Ukraina mengheningkan cipta untuk menghormati para demonstran yang tewas dalam unjuk rasa di Kyiv, Ukraina (28/1). (AP/Efrem Lukatsky)
Para anggota parlemen Ukraina mengheningkan cipta untuk menghormati para demonstran yang tewas dalam unjuk rasa di Kyiv, Ukraina (28/1). (AP/Efrem Lukatsky)

Amnesti hanya mungkin jika demonstran mengosongkan gedung-gedung pemerintah yang mereka duduki dan membongkar barikade-barikade dari jalanan.

Parlemen Ukraina pada Rabu (29/1) mempertimbangkan amnesti bagi banyak orang yang ditangkap dalam dua bulan ini dalam demonstrasi politik di Kyiv.

Presiden Ukraina yang sedang terdesak, Viktor Yanukovych, telah mengatakan amnesti hanya mungkin jika demonstran mengosongkan gedung-gedung pemerintah yang mereka duduki dan membongkar barikade-barikade dari jalanan. Tetapi, gagasan itu kemungkinan akan menghadapi tentangan dari banyak aktivis anti-pemerintah.

Pada Selasa, Yanukovych menerima pengunduran diri Perdana Menteri Mykola Azarov – tuntutan utama para demonstran yang telah menduduki tengah kota Kyiv selama berminggu-minggu.

Dalam mengumumkan peletakan jabatan tersebut, laman kepresidenan mengatakan bahwa berdasarkan undang-undang Ukraina, semua anggota kabinet juga harus meletakkan jabatan. Situs itu mengatakan para menteri diinstruksikan untuk tetap dalam jabatan mereka sampai kabinet baru dilantik. Di samping itu, Yanukovych menandatangani rancangan undang-undang yang mencabut undang-undang anti-protes yang diberlakukan sebelumnya bulan ini untuk menumpas demonstrasi.

Walaupun presiden telah memberi konsesi itu, para pemimpin oposisi menghendaki lebih banyak pengabulan tuntutan, termasuk amnesti bagi para demonstran dan pemilihan presiden yang baru. Pemimpin oposisi dan mantan juara tinju dunia Vitaly Klitschko menyebut perkembangan Selasa “bukan kemenangan, tetapi satu langkah menuju kemenangan.”
XS
SM
MD
LG