Tautan-tautan Akses

Parlemen Thailand Mulai Perdebatkan Mosi Tidak Percaya PM Prayuth


PM Thailand Prayuth Chan-ocha di Gedung Perlemen di Bangkok, Thailand, 31 Agustus 2021. (Humas DPR Thailand via AP)
PM Thailand Prayuth Chan-ocha di Gedung Perlemen di Bangkok, Thailand, 31 Agustus 2021. (Humas DPR Thailand via AP)

Parlemen Thailand, Selasa (31/8), memulai perdebatan mengenai mosi tidak percaya yang menarget Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan lima anggota kabinetnya. Pihak oposisi di parlemen menuduh pemerintah ceroboh dalam menangani pandemi COVID-19.

Debat dijadwalkan berlangsung empat hari, dengan pemungutan suara oleh majelis rendah ditetapkan berlangsung pada Sabtu. Para penyelenggara protes jalanan antipemerintah yang hingga saat ini masih berlangsung telah bersumpah untuk meningkatkan upaya mereka selama perdebatan itu untuk memaksa Prayuth mundur dari jabatannya.

Pemerintah koalisi Prayuth diperkirakan secara umum akan berusaha menggagalkan mosi itu, meskipun telah mendapat kritik keras karena gagal mengamankan pasokan vaksin COVID-19 yang tepat waktu dan memadai.

Sompong Amornvivat, pemimpin partai oposisi utama Pheu Thai, memulai debat dengan serangan sengit, menuduh bahwa Prayuth adalah “orang sombong yang gila kekuasaan yang tidak cocok untuk memimpin negara.''

“Jika kita membiarkannya melanjutkan kepemimpinannya, itu akan menyebabkan lebih banyak orang terinfeksi dan kehilangan nyawa,'' kata Sompong. “Tidak akan ada cukup krematorium tersedia dan tidak akan ada cara untuk menghentikan penyebaran penyakit.''

Seorang anggota parlemen dari pemerintah koalisi menyatakan keberatan ketika Sompong mengatakan situasi Thailand saat ini mengingatkan orang-orang pada pepatah bahwa “Seorang pemimpin yang bodoh akan membawa kita semua ke kematian, karena orang bodoh yang berkuasa adalah bahaya terburuk.''

Ini adalah perdebatan mosi tidak percaya ketiga yang dihadapi Prayuth sejak ia berkuasa setelah pemilihan umum 2019. Ia juga menjabat sebagai perdana menteri dalam pemerintahan militer pada 2014-2019 setelah merebut kekuasaan melalui kudeta sebagai komandan militer.

Gelombang ketiga wabah virus corona mulai merebak April lalu dan menyebar dengan cepat. Sekitar 97 persen dari lebih dari 1,17 juta kasus yang dikonfirmasi, dan lebih dari 99 persen dari total 11.495 kematian, di negara itu terjadi pada masa itu.

Pemerintahan Prayuth pada umumnya berhasil mengendalikan virus corona tahun lalu, meskipun lockdown dan pembatasan perjalanan menghancurkan ekonomi, terutama industri pariwisatanya.

Penanganan ekonomi yang dilakukan pemerintah juga diperkirakan akan menjadi topik hangat dalam perdebatan mosi tidak percaya itu. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG