Setelah 1.192 hari menyelenggarakan berbagai acara olahraga kelas dunia, Brazil hari Minggu (18/9) menutup pesta akbar itu dengan Paralimpiade.
Diawali dengan pertandingan sepakbola Piala Konfederasi tahun 2013, Piala Dunia tahun 2014, Olimpiade 2016 yang berlangsung hingga pidato perpisahan Presiden IOC Thomas Bach bulan lalu di Rio de Janeiro, dan diakhiri dengan upacara penutupan Paralimpiade di stadion Macarana yang dihadiri lebih dari 45 ribu penonton.
Berbagai acara yang diselenggarakan di negara yang perekonomiannya dinilai sedang membaik itu, namun perhatian justru lebih banyak diarahkan pada hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketika berbagai acara itu sedang berlangsung, Brazil terperosok dalam resesi ekonomi yang tajam. Selain itu ada skandal korupsi miliaran dolar yang dilakukan perusahaan minyak negara Petrobras dan pemakzulan Presiden Dilma Roussef dari jabatannya beberapa hari sebelum penutupan Olimpiade.
“Hal ini meninggalkan warisan yang sangat beragam," ujar Mauricio Santono, pakar hubungan internasional di Universitas Rio de Janeiro kepada kantor berita Associated Press.
“Diperlukan waktu beberapa tahun untuk mengevaluasi dampak peristiwa ini, dan keberhasilan berbagai acara di Brazil itu."
Brazil diperkirakan menghabiskan sekitar US$30 miliar untuk menyelenggarakan berbagai acara tersebut, yang diperoleh dari pemerintah dan swasta, termasuk untuk menutup biaya pembangunan stadion sepakbola bagi Piala Dunia, investasi untuk membangun daerah pinggiran Barra da Tijuca serta taman dan perkampungan atlet. [em]
