Para perunding dalam KTT G7 di Italia mencapai kesepakatan tentang bagaimana menyediakan bantuan senilai US$50 miliar untuk Ukraina dengan aset Rusia yang dibekukan.
Kelompok internasional yang terdiri dari negara-negara demokrasi kaya tersebut membahas cara-cara untuk memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan yang bernilai lebih dari $260 miliar, yang kebanyakan di antaranya berada di luar Rusia, untuk membantu Ukraina memerangi mesin perang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pejabat Eropa telah menolak untuk menyita aset-aset itu, mengutip kekhawatiran terkait stabilitas hukum dan finansial, namun rencana tersebut akan memanfaatkan bunga yang dihasilkan aset-aset itu untuk membantu Ukraina dalam perang menghadapi Rusia. Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Prancis mengonfirmasi pada Rabu (12/6) dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu akan berbentuk sebuah pinjaman dari pemerintah AS yang didukung oleh hasil dari aset Rusia yang dibekukan dan berada di bawah yurisdiksi Uni Eropa. Dua sumber lainnya yang familier dengan isu tersebut juga mengonfirmasi hal serupa.
Negosiasi teknis terakhir masih berlangsung menjelang KTT guna merampungkan persyaratan hukum dari kesepakatan itu.
Pengumuman terkait kesepakatan tersebut muncul saat Biden mendarat di Italia di mana kunjungannya kali ini membawa beberapa hal penting untuk dirampungkan. Pada Kamis (13/6), sebuah kesepakatan keamanan antara AS dan Ukraina ditandangani. Kesepakatan itu ditujukan untuk mengirim pesan pada Rusia tentang tekad AS untuk mendukung Kyiv, kata Gedung Putih.
Penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan kesepakatan keamanan tersebut tidak akan melibatkan pasukan AS langsung dalam pertahanan Ukraina melawan invasi Rusia — sebuah batas yang ditetapkan Biden yang khawatir jika AS dapat terbawa ke dalam konflik langsung antara dua negara dengan kekuatan nuklir.
Sullivan mengatakan saat terbang dengan pesawat terbang kepresidenan Air Force One bahwa tujuan dari rencana pendanaan untuk Ukraina itu adalah sebuah pinjaman yang akan “menarik keuntungan dari aset-aset Rusia yang disita” dan memberi Ukraina sebuah “sumber pendanaan substantif” guna memenuhi kebutuhan perangnya.
Pertemuan G7 tahun ini muncul tiga tahun setelah Biden mendeklarasikan dalam pertemuan pertama kelompok tersebut yang ia hadiri bahwa Amerika Serikat sudah kembali sebagai pemimpin dunia, menyusul gangguan pada persekutuan Barat yang terjadi semasa kepemimpinan Presiden Trump. Kini terdapat kemungkinan pertemuan tersebut akan menjadi KTT G7 yang terakhir bagi Biden dan sejumlah pemimpin negara lainnya, bergantung pada hasil pemilihan pada tahun ini.
Biden dan rekan-rekan setaranya dari Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang akan memanfaatkan KTT kali ini untuk membahas tantangan terkait dengan kecerdasan buatan, isu migrasi, ancaman militer Rusia dan kekuatan ekonomi China. Paus Fransiskus, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dalam pertemuan yang digelar di sebuah tempat peristirahatan di Borgo Egnazia di kawasan Puglia, Italia selatan.
KTT, yang dibuka pada Kamis (13/6) itu, berlangsung setelah partai-partai sayap kanan ekstrem di wilayah Eropa meraih kemenangan besar dalam pemilihan parlemen Uni Eropa. Kemenangan itu dan pemilihan mendatang yang akan berlangsung di Inggris, Prancis dan AS, telah mengguncang kondisi politik dunia dan menambah bobot pada KTT tahun ini.
G7 adalah sebuah blok informal dari demokrasi negara industri yang bertemu setiap tahun guna membahas isu dan kekhawatiran bersama. [jm/ka]
Forum