Lebih dari 1.000 pekerja Indonesia memblokir akses ke tambang emas terbesar di dunia di Papua hari Senin (24/8), memprotes langkah perusahaan yang melarang kunjungan keluarga karena kekhawatiran terkait virus corona.
Para penambang itu berdemonstrasi di gerbang utama komplek Grasberg -- yang juga tambang tembaga utama -- di provinsi Papua, sementara para pekerja dan operator Freeport yang berpusat di AS, mengadakan perundingan.
Protes itu, yang dimulai pada Senin pagi (24/8), merupakan tanggapan atas keputusan perusahaan untuk membatalkan layanan bus ke kota Timika, menanggapi kekhawatiran mengenai penyebaran virus corona.
"Mereka mengadakan protes damai dan sejauh ini semuanya terkendali. Tidak ada yang melakukan kekerasan," kata Kapolsek Tembagapura Eduard Edison kepada AFP. Para pekerja dan manajemen "belum menyepakati isu-isu dan mereka masih berunding," tambahnya.
Juru bicara Freeport Riza Pratama mengatakan perusahaan itu masih "mempelajari" tuntutan para pekerja itu. "Kami akan memberi mereka jawaban sesegera mungkin, dengan mempertimbangkan protokol kesehatan dan keselamatan," tambahnya.
Bulan Mei, Freeport mengatakan akan mengurangi jumlah karyawan dari sekitar 25.000 orang, setelah infeksi virus meningkat di wilayah itu. [vm/ii]