Tautan-tautan Akses

Para Pejabat Keamanan AS Mengklaim Berhasil Amankan Pemilu


Kepala Badan Keamanan Nasional dan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone. (Foto: dok).
Kepala Badan Keamanan Nasional dan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone. (Foto: dok).

Sejumlah pejabat keamanan dan intelijen AS, Selasa malam (3/11), mengklaim telah berhasil meraih kemenangan signifikan dalam mengamankan pemilihan umum AS.

Mereka meyakinkan para pemilih AS, mereka telah secara agresif menghalau serangan-serangan terhadap infrastruktur pemungutan suara bahkan ketika mereka menghadapi gelombang operasi disinformasi dari musuh-musuh asing.

Pernyataan terkuat datang dari Kepala Badan Keamanan Nasional dan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone, yang mengatakan upaya-upaya untuk meretas pemilu menghadapi pukulan keras sebelum berhasil menimbulkan kerusakan permanen.

"Saya yakin tindakan yang telah kami ambil terhadap musuh selama beberapa pekan dan bulan terakhir telah memastikan mereka tidak bisa mencampuri pemilu kita, " kata Nakasone, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa malam (4/11).

“Pekerjaan kami tidak berakhir pada 3 November,” katanya. "Kami akan mengambil tindakan terhadap negara atau aktor mana pun yang mencoba ikut campur."

Sejumlah pejabat keamanan Dinas Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) mengeluarkan pernyataan senada dengan Nakasone dalam serangkaian konferensi pers, Selasa. Mereka mengungkapkan kepada wartawan bahwa persiapan bertahun-tahun yang mereka lakukan telah membuahkan hasil.

Dalam pekan-pekan menjelang pemilu, para pejabat intelijen AS mengakui adanya dua upaya ikut campur, satu dari Iran dan satu lagi dari Rusia.

Dalam kedua kasus tersebut, mereka mengatakan peretas berhasil mencuri informasi yang terkait dengan data pemilih terdaftar. Iran bahkan dilaporkan berhasil menyusup ke basis data satu negara bagian dan menggunakan informasi itu sebagai bagian dari kampanye disinformasi.

Setelah pemungutan suara berakhir Selasa malam, para pejabat keamanan mengatakan mereka kini bersiap menghadapi lebih banyak kampanye disinformasi dari Iran, serta dari Rusia, China, dan musuh lainnya.

Hanya kali ini, kata mereka, upaya tersebut ditujukan untuk memanfaatkan hari-hari ketidakpastian mengenai hasil pemilu, karena persaingan ketat di beberapa negara bagian yang melibatkan banyaknya surat suara yang dikirim melalui pos. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG