Pekan lalu, Presiden Trump mengabaikan usul Kanselir Jerman Angela Merkel untuk berjabat tangan di depan umum, kemudian menuduh Jerman berutang dalam jumlah besar kepada NATO dan Amerika Serikat untuk mendapatkan perlindungan militer yang terus menerus.
Presiden Trump menyatakan:
“Banyak negara berutang dalam jumlah sangat besar sejak bertahun-tahun lalu dan ini sangat tidak adil bagi Amerika Serikat. Negara-negara tersebut harus membayar utang mereka.”
Para pejabat pertahanan Jerman menyangkal tuduhan tersebut. Sementara itu, pernyataan Gedung Putih juga menimbulkan bantahan keras dari London setelah dikutipnya pernyataan seorang komentator di sebuah stasiun TV kabel bahwa intelijen Inggris memata-matai Trump atas permintaan mantan Presiden Barack Obama.
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengemukakan:
“Ia menggunakan GCHQ, apa itu? Ini adalah singkatan dari nama Dinas Mata-Mata Intelijen Inggris.”
Will Hurd, anggota fraksi Republik di Kongres, mengatakan dalam acara ABC This Week:
“Tidak ada ruginya meminta maaf.”
Para legislator mengemukakan presiden harus memperbaiki hubungan dengan sekutu-sekutu Amerika.
Hurd menambahkan,
“Kita harus memastikan bahwa kita semua bekerja sama. Kita hidup di dunia yang sangat berbahaya dan kita tidak dapat menghadapinya sendirian.”
Sementara itu Joaquin Castro dari fraksi Demokrat dalam acara yang sama menyatakan
“Bekerja sama dalam hal-hal seperti kontraterorisme baru akan berhasil jika negara-negara ini dan dinas-dinas intelijen mereka saling percaya dan mempercayai Amerika Serikat. Jadi, kalau kita mendengar pernyataan-pernyataan aneh tersebut, saya terus menerus berpikir apakah memang ada kemungkinan presiden merusak hubungan ini.”
Trump menyatakan tidak ada alasan untuk khawatir, bahwa pertemuannya dengan Merkel “memuaskan” dan bahwa pihaknya tidak menuduh Inggris.
“Yang kami lakukan adalah mengutip pernyataan seorang pakar hukum yang seharusnya bertanggungjawab atas apa yang dikatakannya di televisi. Saya tidak beropini mengenai hal itu.”
Stasiun TV kabel tersebut, Fox News, belakangan menyatakan bahwa, apapun opini para komentator yang tampil dalam tayangannya, stasiun tersebut tidak memiliki bukti bahwa Trump dimata-matai dengan cara apapun. [uh/ab]