Pimpinan pasukan NATO di Afghanistan, Jenderal John Allen menyebut penembakan mati yang direkam dengan video di sebuah desa dekat Kabul itu “kekejaman yang tak terperikan.”
Wanita itu dituduh mempunyai hubungan asmara dengan dua orang anggota Taliban. Penduduk pria desa terdengar bersorak-sorai pada video setelah wanita itu ditembak dari jarak dekat. Beberapa penduduk desa berseru “Hidup Mujahiddin Afghanistan!” yang maksudnya adalah kelompok Taliban.
Jenderal Allen mengatakan kekejaman yang terus dilakukan Taliban terhadap kaum sipil yang tidak bersalah, terutama wanita, “harus dikutuk sekeras-kerasnya.”
Pemerintah Afghanistan mengatakan eksekusi itu “tidak Islami” dan “tidak berperikemanusiaan” dan telah memerintahkan polisi Parwan untuk mencari pelakunya dan menyeretnya ke pengadilan.
Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Sediq Sediqi mengatakan, kementerian itu akan menyelidiki video itu dengan seksama dan akan mencari pelaku kejahatan itu, termasuk orang-orang Taliban, yang mendalangi aksi brutal itu.
Para pejabat Parwan mengatakan penembakan di depan umum itu terjadi bulan lalu.
Para aktivis hak-hak perempuan di Afghanistan mempertanyakan status perempuan segera setelah pasukan tempur internasional ditarik mundur dari negara yang dikoyak perang itu. Di bawah pemerintahan Taliban, pada 1990-an, perempuan dilarang bekerja, memperoleh pendidikan atau meninggalkan rumah tanpa ditemani lelaki anggota keluarganya.
Wanita itu dituduh mempunyai hubungan asmara dengan dua orang anggota Taliban. Penduduk pria desa terdengar bersorak-sorai pada video setelah wanita itu ditembak dari jarak dekat. Beberapa penduduk desa berseru “Hidup Mujahiddin Afghanistan!” yang maksudnya adalah kelompok Taliban.
Jenderal Allen mengatakan kekejaman yang terus dilakukan Taliban terhadap kaum sipil yang tidak bersalah, terutama wanita, “harus dikutuk sekeras-kerasnya.”
Pemerintah Afghanistan mengatakan eksekusi itu “tidak Islami” dan “tidak berperikemanusiaan” dan telah memerintahkan polisi Parwan untuk mencari pelakunya dan menyeretnya ke pengadilan.
Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Sediq Sediqi mengatakan, kementerian itu akan menyelidiki video itu dengan seksama dan akan mencari pelaku kejahatan itu, termasuk orang-orang Taliban, yang mendalangi aksi brutal itu.
Para pejabat Parwan mengatakan penembakan di depan umum itu terjadi bulan lalu.
Para aktivis hak-hak perempuan di Afghanistan mempertanyakan status perempuan segera setelah pasukan tempur internasional ditarik mundur dari negara yang dikoyak perang itu. Di bawah pemerintahan Taliban, pada 1990-an, perempuan dilarang bekerja, memperoleh pendidikan atau meninggalkan rumah tanpa ditemani lelaki anggota keluarganya.