Panel DPR yang menyelidiki serangan terhadap Gedung Kongres Amerika (Capitol Hill) pada 6 Januari, Senin malam memberikan suara untuk merekomendasikan tuduhan penghinaan terhadap mantan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows sementara anggota Kongres menuntut kesaksiannya akan tindakan Presiden Donald Trump sebelum dan selama serangan.
Panel memberikan suara 9-0 untuk melanjutkan dengan tuntutan pidana terhadap Meadows, yang menolak muncul untuk deposisi minggu lalu. Anggota Kongres merencanakan untuk bertanya tentang upaya Trump membatalkan pemilu pada minggu-minggu sebelum pemberontakan, termasuk upaya Meadows menghubungi negara bagian-negara bagian dan komunikasinya dengan anggota Kongres.
Meadows “secara unik diposisikan untuk memberi informasi penting, setelah menduduki peran resmi di Gedung Putih dan peran tidak resmi terkait kampanye pemilihan kembali Trump,” kata panel dalam laporan 51 halaman yang dirilis Minggu malam.
Panel belum merilis semua dokumen, tetapi dikatakan bahwa laporan itu mencakup komunikasi tentang upaya Meadows untuk membantu Trump membalikkan kekalahannya dalam pemilihan presiden, komunikasi dengan anggota Kongres dan penyelenggara rapat umum yang diadakan pada 6 Januari pagi dan pesan-pesan yang menunjukkan kepanikan antara ajudan dan lainnya ketika serangan terjadi hari itu.
Anggota DPR Liz Cheney, wakil ketua komisi itu, Senin, merinci rangkaian SMS yang diterima Meadows pada 6 Januari dari banyak orang, termasuk pembawa acara di televisi Fox News dan Donald Trump Jr. Dalam teks itu, sekutu dan orang-orang dalam lingkaran Trump berusaha menghubungi Trump melalui kepala stafnya, memintanya bertindak untuk mengatasi kekerasan yang terjadi di luar dan di dalam Capitol. [ka/uh]