Tautan-tautan Akses

Pameran di Museum Bangunan di DC Beri Kesempatan Anak-Anak Hanyut dalam Dunia Buku


Pameran buku anak-anak bertajuk "Building Stories" di Museum Bangunan Nasional, Washington DC. (VOA video/Maxim Adams) z
Pameran buku anak-anak bertajuk "Building Stories" di Museum Bangunan Nasional, Washington DC. (VOA video/Maxim Adams) z

National Building Museum atau Museum Bangunan Nasional di Washington DC berubah menjadi dunia baca bagi anak-anak. Melalui buku-buku tersebut, anak-anak dapat mempelajari secara mendalam tentang arsitektur, teknik dan desain.

Pameran buku tersebut menampilkan 150 buku anak-anak dari 28 negara dan lima benua, yang ditulis dalam 200 tahun terakhir. Pameran buku anak-anak terbaru berjudul "Building Stories" itu digelar di Museum Bangunan Nasional di Washington DC.

Pameran itu merupakan salah satu pameran paling ambisius yang diselenggarakan museum tersebut dan akan dibuka untuk umum selama satu dekade.

"Misi kami adalah untuk mengundang keingintahuan anak-anak tentang dunia yang kami rancang dan bangun. Dan saya tidak dapat membayangkan cara yang lebih menyenangkan, menakjubkan dan tepat sasaran selain melalui buku anak-anak," jelas Aileen Fuchs, direktur museum tersebut.

Buku-buku klasik seperti "Winnie the Pooh" dan "Alice in Wonderland" ikut dipamerkan bersama buku kontemporer seperti Harry Potter dan Jumanji sementara instalasi lanskap yang imersif, gambar tiga dimensi, video dan audio menghidupkan tokoh-tokoh dalam buku anak-anak tersebut.

Salah satu yang ditampilkan pada pameran "Building Stories" di National Building Museum, Washington, D.C. (VOA video/Maxim Adams)
Salah satu yang ditampilkan pada pameran "Building Stories" di National Building Museum, Washington, D.C. (VOA video/Maxim Adams)

Pameran itu juga memperlihatkan bagaimana buku anak-anak dapat mengubah narasi sosial.

Leonard Marcus, seorang pakar dalam kesusastraan anak-anak sekaligus kurator pameran tersebut, mengatakan, "Bayangkan Pippi Longstocking dari Swedia dari tahun 1940-an. Dia benar-benar seorang anak yang mandiri, yang kerap merupakan kebalikan dari cara hidup yang boleh dilakukan anak-anak di dunia."

Sebagai kurator, Marcus memilih setiap judul buku yang dipamerkan dalam pameran tersebut. "Beberapa buku berkisah tentang rumah itu sendiri, beberapa lainnya tentang meninggalkan rumah, sebagian lagi tentang tidak memiliki tempat tinggal dan harus menghadapi hidup dalam situasi itu. Beberapa di antaranya juga tentang terpaksa meninggalkan rumah sebagai seorang pengungsi," jelasnya.

Pameran di Museum Bangunan di DC Beri Kesempatan Anak-Anak Hanyut dalam Dunia Buku
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:28 0:00

Banyak buku anak-anak yang menggambarkan dunia fantasi di mana mereka bisa memegang kendali.

Dalam pameran tersebut, pengunjung juga dapat mengunjungi sebuah galeri di mana pikiran seseorang tentang perspektif dan ukuran dapat berubah. Galeri yang disebut "Scale Play" itu membuat pengunjung merasa sangat kecil. Ini menekankan gagasan tentang bagaimana anak-anak menavigasi dunia orang dewasa, sebuah tema yang sering ditampilkan dalam buku anak-anak.

"Apa yang kami sadari adalah buku anak-anak, pada dasarnya adalah ide untuk menemukan tempat kita di dunia serta landasannya, yang merupakan sentimen yang bagus. Itu juga maksud Museum Bangunan ini. Kami tidak hanya membahas tentang struktur bangunan, tetapi juga membahas bagaimana dampaknya bagi Anda," kata Cathy Frankel seorang pegawai di museum tersebut.

Pameran Buku bertajuk "Building Stories" di National Building Museum, washington, D.C. (VOA video/Maxim Adams)
Pameran Buku bertajuk "Building Stories" di National Building Museum, washington, D.C. (VOA video/Maxim Adams)

David Macaulay, penulis dan ilustrator asal Amerika, menampilkan proses pembuatan buku anak-anak dalam satu galeri khusus. Ia menjadikan bukunya tentang arsitektur Roma sebagai contoh.

"Saya berupaya keras mencari cara untuk memberi penghormatan kepada kota Roma dengan tepat. Semua gambarnya berwarna. Saya kemudian menghilangkan semua warnanya dan berpikir, saya sebaiknya membuatnya dalam hitam putih, tetap sederhana. Jadi Anda benar-benar dapat menghargai kekayaan arsitekturnya, detailnya dan seterusnya...," komentarnya.

Selain pameran, museum itu juga menyediakan sebuah ruang baca dengan lebih dari 200 buku untuk dinikmati pengunjung. [lj/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG