Banyak warga Amerika kembali bekerja minggu ini setelah mengambil cuti untuk liburan Hari Bersyukur pada Kamis lalu. Sementara banyak warga memilih untuk tetap berada di rumah, yang lainnya bepergian untuk berkumpul bersama orang-orang yang mereka cintai.
Para pejabat kesehatan khawatir hal itu dapat memperbesar penyebaran virus corona. Lebih dari 4 juta infeksi COVID-19 dilaporkan di Amerika Serikat pada November 2020, dua kali lipat dibanding jumlah pada Oktober lalu.
Dr. Anthony Fauci, direktur Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, yang berbicara pada dalam acara “This Week” di jaringan televisi ABC, mengatakan tingkat infeksi tidak akan “tiba-tiba berbalik” dan dalam beberapa minggu mendatang, setelah liburan Thanksgiving (Hari Bersyukur), “Kita mungkin akan mengalami lonjakan demi lonjakan.”
“Kami tidak ingin menakut-nakuti masyarakat, tapi itulah kenyataannya. Kami sampaikan hal-hal seperti ini akan terjadi ketika kita memasuki musim dingin dan kalau banyak warga mulai bepergian. Dan itu terjadi. Itu akan terjadi lagi,” jelasnya.
Menghadapi lonjakan infeksi tersebut, Los Angeles County, yang berpenduduk paling padat di Amerika, memberlakukan lockdown baru termasuk perintah untuk tetap berada di rumah selama tiga minggu yang dimulai minggu ini. Dalam rentang terakhir musim pertandingan regulernya, National Football League (NFL), Liga Sepak Bola Nasional Amerika, memerintahkan penutupan sejumlah fasilitas tim untuk kegiatan fisik langsung.
Akan tetapi Wali Kota New York City, Bill de Blasio, mengumumkan sekolah dasar akan dibuka. Ia membatalkan keputusan sebelumnya untuk menutup semua sekolah. Beberapa pejabat mendapat kritikan di seluruh AS karena mengizinkan makan di dalam restoran dan sejumlah bar tetap buka sementara sekolah tutup. Pakar medis mencatat bahwa anak kecil tidak menyebarkan virus seperti halnya orang dewasa.
“Boleh saja anak-anak kembali ke sekolah, tapi mari coba kita hindari hal-hal yang berpotensi mendorong penularan di dalam komunitas. Dan itu adalah hal yang dipahami bersama termasuk bar dan restoran yang membolehkan konsumen duduk di dalam ruangan tanpa masker. Itulah yang mendorong penyebaran pada komunitas, bukan sekolah,” imbuh Fauci.
Dengan harapan vaksinasi akan segera tiba, Fauci dan sejumlah pejabat kesehatan masyarakat lainnya mendesak masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan: mengenakan masker, menghindari keramaian, dan menjaga jarak fisik antar individu. Beberapa penasihat AS yang dipilih oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) minggu ini bertemu untuk memutuskan mekanisme pendistribusian pasokan awal vaksin, setelah vaksin-vaksin itu disetujui pemerintah.
Juga pada hari Minggu, Dr. Deborah L. Birx, koordinator respons virus corona Gedung Putih, mengatakan dalam acara “Face the Nation" di jaringan televisi CBS, bahwa orang-orang yang bepergian selama liburan “harus berasumsi bahwa mereka terpapar, dan mereka menjadi terinfeksi dan mereka benar-benar perlu menjalani tes minggu depan.”
Dia juga mengimbau orang-orang yang bepergian selama liburan agar menghindari orang yang berusia di atas 65 tahun atau yang menderita penyakit penyerta.
Peringatan para dokter itu muncul ketika Amerika pada hari Sabtu (28/11) mencatat lebih dari 4 juta infeksi untuk bulan November saja, lebih dari dua kali lipat rekor 1,9 juta pada bulan Oktober.
Jumlah kasus COVID di Amerika Serikat kini 13,3 juta dari 62,7 juta kasus di dunia, menurut Pusat Data Universitas Johns Hopkins. Di Amerika terjadi lebih banyak kasus virus itu dibandingkan negara manapun di dunia. India dan Brasil menyusul Amerika dalam jumlah kasus, masing-masing dengan 9,3 juta dan 6,3 juta.
India mencatat hampir 42.000 infeksi baru pada hari Minggu (29/11), menurut Johns Hopkins.
Di Eropa, beberapa negara mengharapkan kesepakatan seluruh benua itu untuk menutup resor ski selama liburan Natal untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, sejauh ini belum dicapai kata sepakat.
Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan hari Senin (30/11) bahwa kematian akibat malaria kemungkinan akan melebihi kematian akibat COVID di Afrika karena terganggunya perawatan kesehatan yang disebabkan oleh pandemi. [lt/ab, mg/ka]