Tautan-tautan Akses

Pahlawan Penumpas WannaCry Ditangkap di AS Setelah Menghadiri Konferensi Peretasan


ARSIP – Pakar IT asal Inggris, Marcus Hutchins, tampak dalam foto yang diambil tanggal 15 Mei 2017 berbicara saat diwawancara di Ilfracombe, Inggris (foto: AP Photo/Frank Augstein, Arsip)
ARSIP – Pakar IT asal Inggris, Marcus Hutchins, tampak dalam foto yang diambil tanggal 15 Mei 2017 berbicara saat diwawancara di Ilfracombe, Inggris (foto: AP Photo/Frank Augstein, Arsip)

Petugas-petugas keamanan AS telah menangkap seorang peretas asal Inggris yang sebelumnya dikenal sebagai orang yang berhasil menemukan “kode pembunuh” yang menonaktifkan penyebaran serangan ransomware awal tahun ini.

Marcus Hutchins, seorang peneliti malware berusia 23 tahun yang menggunakan nama Malware Tech, ditahan oleh FBI hari Rabu di bandara Las Vegas, saat bersiap-siap untuk kembali ke Inggris setelah menghadiri dua konferensi peretasan di kota itu.

Dokumen pengadilan yang diungkapkan hari Kamis mengindikasikan Hutchins ditangkap atas tuduhan peretasan yang tidak terkait dengan serangan ransomware yang disebut WannaCry.

Kantor berita Reuters melaporkan Hutchins dituduh mengiklankan, mendistribusikan, dan mengambil untung dari kode malware yang dikenal dengan nama Kronos yang mencuri kredensial perbankan online dan data kartu kredit antara bulan Juli 2014 dan bulan Juli 2015.

Hutchins belum mengeluarkan pernyataan publik, namun ibunya menyampaikan kepada surat kabar London’s Telegraph ia akan “sedikit sibuk malam ini,” mencoba mencari tahu lokasi penahanan putranya.

Hutchins langsung menjadi pahlawan pada bulan Mei lalu setelah berhasil menonaktifkan virus WannaCry, yang menginfiltrasi perangkat lunak di ratusan ribu komputer di rumah sakit, sekolah, pabrik, dan toko-toko di lebih dari 150 negara. Sebagian National Health Service di Inggris termasuk yang terinfeksi virus ini, di samping juga perusahaan ekspedisi FedEx, perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn, dan perusahaan telekomunikasi milik Spanyol, Telefonica.

Serangan itu pertama kali diketahui pada tanggal 12 Mei 2017, dan terus belangsung sepanjang akhir pekan. Menjelang 15 Mei, Hutchins menemukan apa yang disebut “kode pembunuh” yang menonaktifkan virus itu.

Operator-operator malware itu menuntut pemilik komputer untuk membayar tebusan yang berkisar antara $300 hingga $600 untuk mendapatkan kembali akses kendali ke komputer-komputer mereka. [ww/fw]

XS
SM
MD
LG