HANOI, VIETNAM —
Kerusuhan di pabrik baja Taiwan di Vietnam telah menewaskan seorang pekerja China, ketika ribuan orang di seluruh negeri memprotes anjungan pengeboran minyak China di perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
Sekitar 1.000 orang menyerang para pekerja China di sebuah pabrik baja milik Taiwan di Vietnam tengah. Para pejabat hari Kamis (15/5) mengatakan seorang tewas dan puluhan luka-luka. Ini adalah korban tewas pertama yang dilaporkan ketika sentimen anti-China melanda Vietnam menyusul pemasangan anjungan minyak China di perairan yang diklaim kedua negara.
Serangan di pabrik itu terjadi menyusul protes-protes yang melibatkan sampai 20.000 orang di provinsi Binh Duong, dekat kota Ho Chi Minh di sebelah selatan.
Para pengunjuk rasa telah menarget pabrik-pabrik Taiwan yang mereka yakini milik China daratan. Taiwan berencana menyediakan pesawat sewaan untuk memulangkan warganya, menurut pejabat di Taipei.
Berbagai laporan tersebar di media sosial mengenai protes-protes lebih lanjut di berbagai provinsi di seluruh negeri, tapi sejauh ini protes-protes itu digambarkan berlangsung tenang.
Dalam konferensi pers di Hanoi hari Kamis, juru bicara pemerintah Le Hai Binh menyalahkan protes-protes itu pada "elemen-elemen jahat." Le Hai mengatakan pemerintah dan sebagian besar warga Vietnam mengutuk kekerasan tersebut.
Para pejabat di Kamboja mengatakan ratusan warga China telah tiba di sana dari Vietnam. Juru bicara Binh mengatakan tidak punya informasi mengenai hal itu, tetapi menambahkan ketertiban telah dipulihkan dan Vietnam akan "mengambil setiap langkah yang perlu untuk menjamin keamanan dan keselamatan jiwa dan harta benda perusahaan asing, termasuk perusahaan-perusahaan China."
China adalah mitra dagang terbesar Vietnam, dan banyak pihak khawatir ketegangan yang semakin meningkat dapat merusak perekonomian.
Kementerian luar negeri China memberikan beberapa rincian hari Kamis tentang kerugian yang dialami bisnis-bisnis China dan berapa banyak warga Tionghoa di Vietnam yang terkena dampaknya. Pihak berwenang mengatakan para diplomat China sedang mengunjungi daerah yang terkena dampaknya untuk menilai situasi.
Di Beijing, juru bicara Hua Chunying mengatakan Vietnam telah didesak untuk meredam ketegangan dan memulihkan ketertiban. Dia mengatakan, "Serangkaian aksi penjarahan dan pembakaran yang merusak perusahaan China di Vietnam terkait dengan aksi ang dilakukan bersama dengan kekuatan-kekuatan anti-China." Juru bicara itu tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan "kekuatan-kekuatan anti-China itu."
Televisi pemerintah di China tidak menanggapi situasi itu Kamis. Artikel di situs-situs China berbicara tentang jumlah perusuh yang telah diamankan pihak berwenang Vietnam dan peringatan perjalanan dari pihak berwenang China, tapi tidak banyak diskusi tentang isu anti-China di Vietnam menyangkut anjungan minyak lepas pantai itu.
Para pengamat mengatakan mengingat Vietnam dan China tidak menunjukkan tanda-tanda mundur, belum jelas bagaimana mereka akan meredam ketegangan.
Sekitar 1.000 orang menyerang para pekerja China di sebuah pabrik baja milik Taiwan di Vietnam tengah. Para pejabat hari Kamis (15/5) mengatakan seorang tewas dan puluhan luka-luka. Ini adalah korban tewas pertama yang dilaporkan ketika sentimen anti-China melanda Vietnam menyusul pemasangan anjungan minyak China di perairan yang diklaim kedua negara.
Serangan di pabrik itu terjadi menyusul protes-protes yang melibatkan sampai 20.000 orang di provinsi Binh Duong, dekat kota Ho Chi Minh di sebelah selatan.
Para pengunjuk rasa telah menarget pabrik-pabrik Taiwan yang mereka yakini milik China daratan. Taiwan berencana menyediakan pesawat sewaan untuk memulangkan warganya, menurut pejabat di Taipei.
Berbagai laporan tersebar di media sosial mengenai protes-protes lebih lanjut di berbagai provinsi di seluruh negeri, tapi sejauh ini protes-protes itu digambarkan berlangsung tenang.
Dalam konferensi pers di Hanoi hari Kamis, juru bicara pemerintah Le Hai Binh menyalahkan protes-protes itu pada "elemen-elemen jahat." Le Hai mengatakan pemerintah dan sebagian besar warga Vietnam mengutuk kekerasan tersebut.
Para pejabat di Kamboja mengatakan ratusan warga China telah tiba di sana dari Vietnam. Juru bicara Binh mengatakan tidak punya informasi mengenai hal itu, tetapi menambahkan ketertiban telah dipulihkan dan Vietnam akan "mengambil setiap langkah yang perlu untuk menjamin keamanan dan keselamatan jiwa dan harta benda perusahaan asing, termasuk perusahaan-perusahaan China."
China adalah mitra dagang terbesar Vietnam, dan banyak pihak khawatir ketegangan yang semakin meningkat dapat merusak perekonomian.
Kementerian luar negeri China memberikan beberapa rincian hari Kamis tentang kerugian yang dialami bisnis-bisnis China dan berapa banyak warga Tionghoa di Vietnam yang terkena dampaknya. Pihak berwenang mengatakan para diplomat China sedang mengunjungi daerah yang terkena dampaknya untuk menilai situasi.
Di Beijing, juru bicara Hua Chunying mengatakan Vietnam telah didesak untuk meredam ketegangan dan memulihkan ketertiban. Dia mengatakan, "Serangkaian aksi penjarahan dan pembakaran yang merusak perusahaan China di Vietnam terkait dengan aksi ang dilakukan bersama dengan kekuatan-kekuatan anti-China." Juru bicara itu tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan "kekuatan-kekuatan anti-China itu."
Televisi pemerintah di China tidak menanggapi situasi itu Kamis. Artikel di situs-situs China berbicara tentang jumlah perusuh yang telah diamankan pihak berwenang Vietnam dan peringatan perjalanan dari pihak berwenang China, tapi tidak banyak diskusi tentang isu anti-China di Vietnam menyangkut anjungan minyak lepas pantai itu.
Para pengamat mengatakan mengingat Vietnam dan China tidak menunjukkan tanda-tanda mundur, belum jelas bagaimana mereka akan meredam ketegangan.