Sejumlah organisasi aktivis menolak hibah atau bantuan federal pemerintah Amerika Serikat untuk melawan ekstremisme setelah ada beberapa laporan yang menyatakan bahwa pemerintah Trump ingin memusatkan perhatian pada upaya kontraterorisme terhadap Muslim radikal.
Kantor berita Reuters pekan lalu melaporkan bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana mengubah program Penanganan Ekstremisme Garis Keras (CVE) menjadi program Penanganan Ekstremisme Islam atau Penanganan Ekstremisme Islam Radikal, dan tidak lagi menarget kelompok-kelompok supremasi kulit putih dan kelompok garis keras lain.
Menjelang berakhirnya pemerintahan Obama, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengumumkan pemberian bantuan federal bernilai US$10 juta pada sekelompok organisasi yang terdiri dari 31 lembaga swadaya masyarakat dan badan-badan federal untuk melawan segala bentuk ekstremisme, mulai dari ekstremis Muslim hingga neo-Nazi.
Kini setidaknya ada tiga penerima bantuan itu yang telah menanggapi rencana pembenahan program dan kebijakan anti-Muslim pemerintah Trump tersebut dengan menolak bantuan tersebut.
Ka Joog, sebuah organisasi remaja Amerika keturunan Somalia di Minneapolis; Leaders Advancing and Helping Communities, sebuah LSM yang beroperasi di Dearborn, Michigan; dan Unity Productions Foundation di Virginia telah menolak bantuan federal tersebut.
Beberapa organisasi lainnya sedang mengkaji tawaran tersebut, sementara penerima bantuan lain seperti Dewan Urusan Publik Muslim (MPAC) menyatakan masih menunggu.
Direktur Urusan Kebijakan & Advokasi MPAC Hoda Hawa mengatakan ia mendengar dari sejumlah staf di Kongres dan pejabat-pejabat pemerintah bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan instruksi presiden untuk mengubah program CVE.
“Kami menentang keras program semacam itu, dan faktanya kami bekerja dalam berbagai bidang – termasuk legislatif dan yudikatif – untuk menghentikan pembentukan dan penerapan program semacam itu," ujar Hoda.
Seorang pejabat LSM lain mengatakan ia menerima informasi yang saling bertolak belakang tentang perubahan program yang dilaporkan itu, dimana ada beberapa pejabat yang “memastikan” pada organisasinya bahwa tidak ada perubahan.
Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri menolak mengomentari laporan tersebut.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan tidak punya informasi tentang hal itu, tetapi dalam arahan hari Jumat, ia mengatakan bukan merupakan hal yang mengejutkan bahwa “memberantas teroris Islam radikal” akan menjadi fokus perhatian utama pemerintah Trump.
Program Penanganan Ekstremisme Garis Keras -- nama yang dinilai netral – diluncurkan tahun 2015, dengan tujuan melawan segala bentuk ideologi garis keras, tetapi para pengecam dari kelompok Muslim menilai sasaran sebenarnya adalah komunitas mereka, yang di Amerika jumlahnya mencapai 3,3 juta orang. [em]