Sebuah organisasi akar rumput mendorong warga Amerika Serikat untuk tidak membelanjakan uang mereka sepeser pun pada hari Jumat (28/2) sebagai tindakan “perlawanan ekonomi” untuk memprotes apa yang dilihat oleh organisasi tersebut sebagai pengaruh buruk para miliarder, perusahaan-perusahaan besar, dan kedua partai politik besar terhadap kehidupan para pekerja Amerika Serikat.
Organisasi People's Union USA menyerukan aksi 24 jam pantang belanja yang akan dimulai pada tengah malam sebagai “pemadaman ekonomi”, sebuah istilah yang telah disebarluaskan – dan sekaligus diperdebatkan – di media sosial.
Aktivis yang sekaligus pengelola People’s Union USA, Rio Antone, mengatakan kepada Associated Press, “kami menyadari siklusnya adalah para miliarder, perusahaan dan partai-partai besar itu mendapatkan uang dari orang-orang seperti kami, yang memberi mereka kemampuan untuk memanfaatkan dana kami. Mari kita rebut kembali! Kita mulai dari akar dan dari bawah ke atas.”
Gerakan aktivis tersebut mengatakan mereka juga berencana untuk mempromosikan pemboikotan selama satu minggu terhadap perusahaan-perusahaan tertentu, termasuk Walmart dan Amazon.
“Saya merasa suara saya tidak pernah didengar. Padahal mereka mendapatkan keuntungan dari uang saya. Mereka tidak akan berhenti. Mereka tidak akan benar-benar mendengar suara kita hingga kita berhenti memberikan uang kepada mereka,” kata Brooklyn Kimmel, mahasiswa di Clark Atlanta University.
Anna Tuchman, pakar marketing di Northwestern University, mengatakan “upaya boikot sebelumnya, yang mendapat banyak perhatian, telah terfokus pada satu merek atau satu pengecer saja. Jadi gerakan ini melawan Nike, atau Under Armour, atau Pepsi, atau Goya Foods. Ini yang saya lihat dalam beberapa penelitian saya.”
“Atau pemboikotan terhadap Bud Light yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Ini semua adalah gerakan melawan merek individu. Lalu ada juga gerakan pemboikotan terhadap pengecer seperti: Target. Namun yang berbeda kali ini, gerakan ini menyerukan pemboikotan ekonomi tidak pada merek atau pengecer individual, tetapi untuk benar-benar menutup aktivitas ekonomi dengan tidak berbelanja di toko mana pun.”
Sejumlah aktivis, pemimpin agama, dan konsumen lainnya telah mengorganisir aksi pemboikotan tersebut untuk memprotes perusahaan-perusahaan yang telah mengurangi inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) mereka, dan untuk menentang langkah Presiden Donald Trump yang menghapuskan semua program dan kebijakan DEI federal.
Beberapa pemimpin agama mendorong jemaat mereka untuk tidak berbelanja di Target, salah satu perusahaan yang mendukung upaya DEI, selama 40 hari masa pra-Paskah yang dimulai pada hari Rabu mendatang (5/3). [em/jm]
Forum