Sejumlah besar catatan keuangan yang dirahasiakan yang diperoleh tim wartawan internasional menunjukkan bahwa sebagian dari orang-orang terkaya dunia menumpuk sejumlah besar uang dan aset-aset lainnya di surga pajak luar negeri untuk menyembunyikan kekayaan mereka.
Konsorsium Wartawan Investigasi Internasional hari Kamis mengatakan bahwa selama periode 15 bulan telah memeriksa 2,5 juta dokumen yang bocor sebagian besar dari Virgin Islands, Cook Islands dan Singapura. Kelompok yang berbasis di Washington itu, bekerja sama dengan wartawan dari seluruh dunia, menyimpulkan bahwa 130 ribu individu dan pembantu-pembantu mereka telah membentuk 120 ribu perusahaan di luar negeri dan perserikatan untuk menguntungkan orang-orang terkaya di 170 negara.
Kelompok itu mengatakan pejabat-pejabat pemerintah, keluarga dan para pembantu mereka di Rusia, Kanada, Pakistan, Philipina, Azerbaijan, Thailand, Mongolia, Amerika dan di tempat-tempat lainnya menggunakan perusahaan dan rekening bank terselubung untuk menyembunyikan kekayaan mereka. Kelompok itu mengatakan orang-orang terkaya itu memperoleh “keuntungan pajak dan kerahasiaan yang tidak dimiliki orang biasa.
Konsorsium itu mengatakan bank-bank terkenal seperti Clariden, UBS dan Deutsche Bank “secara agresif bekerja untuk memberi pelanggan mereka perusahaan-perusahaan bayangan rahasia di British Virgin Islands dan di pulau-pulau persembunyian lainnya.
Konsorsium itu mengatakan kerahasiaan finansial di luar negeri itu telah menyebar dengan cepat “memicu korupsi dan kesulitan ekonomi di negara kaya dan miskin” .
Kelompok itu mengutip krisis perbankan saat ini di surga pajak laut tengah, Siprus merupakan sebuah contoh bagaimana dana di luar negeri bisa membahayakan stabilitas keuangan sebuah negara. Minggu lalu, para pemberi pinjaman internasional memberi negara pulau itu dana talangan 13 milyar dolar untuk mencegah agar tidak bangkrut.
Kelompok itu mengidentifikasi sejumlah pemilik rekening kaya di luar negeri. Termasuk di antaranya adalah Jean-Jacques Augier, bendahara kampanye tahun lalu, untuk Presiden Perancis Francois Hollande, Olga Shuvalova istri wakil perdana menteri Rusia, dan Maria Imelda Marcos Manotoc, puteri sulung mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos.
Konsorsium Wartawan Investigasi Internasional hari Kamis mengatakan bahwa selama periode 15 bulan telah memeriksa 2,5 juta dokumen yang bocor sebagian besar dari Virgin Islands, Cook Islands dan Singapura. Kelompok yang berbasis di Washington itu, bekerja sama dengan wartawan dari seluruh dunia, menyimpulkan bahwa 130 ribu individu dan pembantu-pembantu mereka telah membentuk 120 ribu perusahaan di luar negeri dan perserikatan untuk menguntungkan orang-orang terkaya di 170 negara.
Kelompok itu mengatakan pejabat-pejabat pemerintah, keluarga dan para pembantu mereka di Rusia, Kanada, Pakistan, Philipina, Azerbaijan, Thailand, Mongolia, Amerika dan di tempat-tempat lainnya menggunakan perusahaan dan rekening bank terselubung untuk menyembunyikan kekayaan mereka. Kelompok itu mengatakan orang-orang terkaya itu memperoleh “keuntungan pajak dan kerahasiaan yang tidak dimiliki orang biasa.
Konsorsium itu mengatakan bank-bank terkenal seperti Clariden, UBS dan Deutsche Bank “secara agresif bekerja untuk memberi pelanggan mereka perusahaan-perusahaan bayangan rahasia di British Virgin Islands dan di pulau-pulau persembunyian lainnya.
Konsorsium itu mengatakan kerahasiaan finansial di luar negeri itu telah menyebar dengan cepat “memicu korupsi dan kesulitan ekonomi di negara kaya dan miskin” .
Kelompok itu mengutip krisis perbankan saat ini di surga pajak laut tengah, Siprus merupakan sebuah contoh bagaimana dana di luar negeri bisa membahayakan stabilitas keuangan sebuah negara. Minggu lalu, para pemberi pinjaman internasional memberi negara pulau itu dana talangan 13 milyar dolar untuk mencegah agar tidak bangkrut.
Kelompok itu mengidentifikasi sejumlah pemilik rekening kaya di luar negeri. Termasuk di antaranya adalah Jean-Jacques Augier, bendahara kampanye tahun lalu, untuk Presiden Perancis Francois Hollande, Olga Shuvalova istri wakil perdana menteri Rusia, dan Maria Imelda Marcos Manotoc, puteri sulung mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos.