“Partai Bergerak Maju” (Move Forward Party/MFP) yang progresif di Thailand pada Senin (15/5) mengklaim kemenangan dalam pemilu di negara itu setelah hasil menakjubkan. MFP mengalahkan partai-partai yang didukung militer, yang telah memerintah kerajaan itu selama hampir satu dekade.
Lonjakan dukungan besar-besaran untuk MFP dalam pemungutan suara hari Minggu membuatnya berada di jalur untuk menjadi partai terbesar, diikuti oleh oposisi saingannya – gerakan Pheu Thai dari yang didukung miliarder mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.
Pemilih Thailand muncul dalam jumlah rekor untuk memberikan vonis yang menyakitkan terhadap mantan pemimpin kudeta Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha, yang disalahkan atas stagnasi ekonomi dan tindakan keras terhadap HAM.
Pemimpin MFP Pita Limjaroenrat mengatakan dia akan berusaha untuk membangun koalisi enam partai yang mencakup Pheu Thai, yang menyatakan siap untuk bergabung, meski rincian negosiasi belum dimulai.
“Saya Pita Limjaroenrat, perdana menteri mendatang Thailand,” katanya kepada wartawan di kantor pusat MFP di Bangkok.
“Kami siap membentuk pemerintahan,” tambahnya, seraya berjanji akan menjadi "perdana menteri untuk semua.”
Pita mengatakan dia telah menelepon Paetongtarn Shinawatra, calon perdana menteri Pheu Thai, untuk memberikan selamat atas kampanyenya dan mengundangnya untuk bergabung dengan koalisi.
“Situasi telah berubah, itu benar. Ini adalah waktu yang tepat, orang sudah menderita cukup banyak,” katanya dalam bahasa Inggris.
“Hari ini adalah hari baru, dan semoga penuh dengan sinar matahari dan harapan.”
Kedua partai itu, MFP dan Pheu Thai, diperkirakan akan memperoleh 292 dari 500 kursi di majelis rendah, dan dua partai utama sekutu militer hanya mengumpulkan 76 kursi secara total.
Namun di kerajaan di mana kudeta dan perintah pengadilan sering mengalahkan kotak suara, ada kekhawatiran bahwa hasil pemilu ini mungkin akan digagalkan.
Dengan surat suara telah dihitung dari 99 persen tempat pemungutan suara, data Komisi Pemilihan menunjukkan MFP mendapat 14,1 juta suara, diikuti oleh Pheu Thai dengan 10,8 juta.
Partai Persatuan Bangsa Thailand, yang dipimpin oleh Prayut – mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014 - berada jauh di urutan ketiga dengan 4,7 juta.
Namun sebagai tanda potensi konflik mendatang, Pita pada hari Senin mengulangi janjinya untuk mereformasi lese majeste, yakni undang-undang yang memberlakukan hukuman keras terhadap pelanggaran yang dianggap menghina monarki. [lt/uh]
Forum