Seorang pemimpin oposisi Suriah, Jumat (27/12) meminta masyarakat internasional agar membantu jutaan warga sipil di kubu pertahanan terakhir pemberontak di negara itu, di tengah-tengah ofensif pemerintah yang menghancurkan, dan menyebutnya sebagai “wilayah bencana.”
Setelah pengeboman intens selama berpekan-pekan, pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan darat di bagian selatan dan timur provinsi Idlib, Suriah Barat Laut, pekan lalu. Serangan ini memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Idlib, yang didominasi militan terkait al-Qaida, juga dihuni 3 juta warga sipil. PBB telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko bencana kemanusiaan di sepanjang perbatasan Turki.
Pemimpin oposisi, Nasr Hariri, mengatakan kepada wartawan di Istanbul bahwa masyarakat internasional “harus waspada karena ada bencana kemanusiaan di dalam Suriah.” Ia menambahkan bahwa sejumlah besar warga kini melarikan diri menuju perbatasan Turki, yang dapat memicu krisis baru pengungsi.
“Kami menetapkan daerah ini sebagai kawasan bencana dan harus ditangani dengan tepat,” kata Hariri. Ia mengatakan banyak yang harus dilakukan untuk mencapai gencatan senjata permanen di Idlib, bukan gencatan sementara yang nantinya gagal lagi.
Hariri mengatakan kalau masyarakat internasional tidak dapat melindungi warga sipil tersebut, mereka harus mengirimkan bantuan kemanusiaan “agar warga sipil dapat bertahan di tengah cuaca dingin dan situasi sulit ini.” [uh/ab]