Menanggapi prediksi tersebut, Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar berpendapat, Indonesia memang selalu berusaha berperan aktif di kawasan ASEAN terlebih di tengah krisis keuangan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa saat ini.
Kepada pers di Jakarta, Selasa, setelah membuka seminar tentang outlook ekonomi ASEAN, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan Indonesia semakin memiliki percaya diri untuk mengerakkan perekonomian dalam negeri agar terus tumbuh karena pada kenyataannya Indonesia cukup kuat dalam menghadapi dua kali krisis global dibanding negara-negara lain.
Ia menambahkan untuk terus memacu perekonomian, Indonesia akan memanfaatkan pasar dalam negeri sehingga pendapatan negara tidak lagi bergantung pada kegiatan ekspor. Selain itu Indonesia menurutnya akan lebih konsentrasi di kasawan ASEAN. Pemikiran itu pula ditambahkanya membuat Indonesia menolak ajakan Presiden Obama baru-baru ini masuk ke dalam persekutuan dagang baru, yaitu Trans Pacific Partnership atau TPP.
“Memang Indonesia dari awal tidak berkeinginan (masuk TPP), karena merasa bahwa kalau ada kerjasama kawasan yang mendorong integrasi ekonomi, kita sebagai anggota ASEAN berpandangan sebaiknya memiliki sentralitas pada ASEAN, jadi bukan sekedar ikut serta pada suatu kerjasama integrasi ekonomi tapi kemudian kita tidak melihat perspektif strategis dari sentralitas ASEAN,” ujar Mahendra Siregar.
Dalam kesempatan sama, Deputi Sekjen OECD, Rintaro Tamaki menegaskan, OECD akan terus mendukung negara-negara ASEAN dalam mengembangkan perekonomian masing-masing negara dan juga perekonomian ASEAN.
Rintaro Tamaki menjelaskan, OECD terus berupaya mencari keseimbangan di antara negara-negara ASEAN dan ia juga menilai Indonesia akan menjadi salah satu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan perannya di kawasan ASEAN tetap dibutuhkan.
Menurut Rintaro Tamaki, meskipun Indonesia sudah menunjukkan diri sebagai negara yang mampu tumbuh positif, masih ada beberapa hal lain yang bisa diupayakan agar terus bertahan bahkan meningkat. Upaya tersebut menurutnya diantaranya meningkatkan produksi dalam negeri
Sementara itu, Deputi Sekjen ASEAN Pushpanathan mengatakan, negara-negara ASEAN harus memprioritaskan infrastruktur sebagai penghubung antar negara ASEAN dalam meningkatkan kerjasama berbagai bidang. Ia juga menambahkan negara-negara ASEAN harus terus mencari terobosan baru untuk meningkatkan perekonomian seperti misalnya mendirikan fasilitas perdagangan.
Deputi Sekjen ASEAN Pushpanathan berpendapat, fasilitas perdagangan antar negara ASEAN sangat dibutuhkan selain untuk mempermudah transaksi juga bisa menjadi indikator dalam menciptakan produk standar ASEAN serta diharpkan mampu mengharmoniskan perdagangan antar negara ASEAN.
OECD memprediksi pada saat perekonomian Indonesia mampu tumbuh sekitar 6,6 persen pada tahun 2012 hingga 2016 nanti, sementara negara-negara ASEAN lainnya tumbuh di kisaran 5 persen. Prediksi untuk Malaysia tumbuh sekitar 5,3 persen, Filipina 4,9 persen, Singapura 4,6 persen, Thailand 4,5 persen dan Vietnam 6,3 persen.