Mantan presiden Amerika Barack Obama hari Minggu (25/3) mengatakan perundingan dengan Korea Utara tentang program senjata nuklirnya sulit, sebagian karena kurangnya kekuatan untuk mempengaruhi negara yang sangat terisolasi itu, walaupun telah dikenai sanksi perdagangan dan larangan perjalanan .
“Korea Utara merupakan contoh negara yang sangat jauh dari norma-norma internasional, dan begitu terasing dengan bagian dunia lainnya,” ujar Obama dalam sebuah acara yang dipadati hadirin di Tokyo.
Obama menekankan upaya membuat Korea Utara menghentikan program senjata nuklirnya sulit, tetapi menambahkan bahwa adanya negara-negara yang bekerjasama – termasuk Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang – untuk menekan Korea Utara, lebih baik dibanding negara-negara yang bekerja sendiri-sendiri.
Ia mencatat upaya Amerika di masa lalu untuk mengurangi program senjata nuklir Iran jauh lebih berhasil karena lebih banyak pengaruh, dibanding pengaruh terhadap Korea Utara.
“Ini membuat Korea Utara lebih sulit bisa diajak berunding,” ujar Obama.
Obama berbicara dalam sebuah acara yang disponsori oleh sebuah LSM Jepang dalam lawatannya ke Asia-Pasifik, termasuk Singapura, Selandia Baru dan Australia. Setelah meninggalkan Gedung Putih, Obama memusatkan perhatian untuk membina pemimpin-pemimpin muda.
Obama, yang disambut dengan tepuk tangan, mengatakan aliansi Amerika-Jepang masih kuat, dan Amerika bertekad membela Jepang. “Korea Utara adalah ancaman nyata,” tambahnya.
“Pandangan kami adalah senantiasa memilih menyelesaikan masalah ini secara damai,” ujar Obama dan menambahkan bahwa “jika tidak, kerugian yang akan diderita dalam arti banyaknya korban manusia, akan menjadi sangat besar.” [em/ii]