WASHINGTON, DC —
Presiden Barack Obama akan menghabiskan banyak waktu pekan depan di Gedung Capitol mengadakan pertemuan dengan anggota-anggota Kongres dari kedua fraksi, dan mencari solusi atas masalah defisit anggaran dan masalah lainnya.
Presiden Obama memulai pendekatan baru itu hari Rabu lalu ketika ia mengundang 12 senator dari fraksi Republik untuk mengikuti jamuan makan malam di sebuah hotel mewah di Washington.
Keesokan harinya, Presiden Obama santap siang dengan anggota Kongres Paul Ryan, yang juga Ketua Komite Anggaran DPR dari fraksi Republik, beserta anggota Kongres Chris Van Hollen, anggota fraksi Demokrat yang paling senior dalam komite itu.
Kedua pihak menggambarkan pembahasan tersebut berlangsung produktif dan menyenangkan, meski kesepakatan apapun tentang defisit tampaknya masih membutuhkan waktu berbulan-bulan lagi.
Dalam pidato mingguannya hari Sabtu Presiden Obama mengatakan, kemajuan dicapai dalam beberapa bidang, dan kompromi merupakan hal yang mungkin.
“Kita telah melakukan pembicaraan terbuka dan jujur tentang isu-isu penting, seperti reformasi imigrasi dan kekerasan senjata api, juga beberapa bidang lain di mana kita bisa bekerjasama untuk memajukan negara ini. Pekan depan saya akan menghadiri pertemuan baik dengan fraksi Demokrat maupun fraksi Republik di Kongres guna melanjutkan pembahasan-pembahasan tersebut,” ujarnya.
Nada suara Presiden Obama jauh lebih bersifat bersahabat dibanding pidatonya pekan lalu, ketika ia menyalahkan fraksi Republik karena membiarkan berlangsungnya pemangkasan anggaran pemerintah secara otomatis.
Dalam upayanya yang gagal untuk mencegah pemangkasan anggaran secara otomatis, Presiden Obama hanya melakukan sedikit pendekatan dengan para pemimpin fraksi Republik. Sebaliknya, ia mengadakan beberapa perjalanan berbentuk seperti kampanye dengan menyerukan kepada warga Amerika agar menekan anggota-anggota fraksi Republik di Kongres supaya menyetujui rencana pengurangan defisitnya.
Kini, Presiden Obama lebih berupaya membangun dukungan dari para anggota fraksi Republik di Kongres dibandingkan dari para petinggi mereka.
Ketua DPR John Boehner, mitra perundingan presiden pada masa silam, hari Kamis mengatakan, ia berharap sesuatu akan berhasil dicapai dari upaya baru Gedung Putih itu. “Saya sejujurnya menilai tanda-tanda penuh harapan ini menunjukkan bahwa presiden, yang kini berada pada masa jabatan keduanya, mulai memahami bahwa para pemimpin sekalipun harus memperoleh dukungan dari anggota Kongres,” ujarnya.
Meski demikian, ketidaksepakatan utama masih terdapat dalam hal pengeluaran dan pajak sebagaimana yang ditunjukkan Senator Jeff Sessions dalam pidato mingguan Partai Republik. “Presiden Obama bicara tentang keprihatinan mendalamnya atas perjuangan warga Amerika, tetapi rencana-rencananya dipusatkan pada pertumbuhan pemerintahan bukan perekonomian. Ia tidak memiliki rencana yang efektif untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, lebih banyak orang bekerja, atau gaji yang lebih tinggi. Rencana ini yang tidak ada!” ujarnya.
Presiden Obama memulai pendekatan baru itu hari Rabu lalu ketika ia mengundang 12 senator dari fraksi Republik untuk mengikuti jamuan makan malam di sebuah hotel mewah di Washington.
Keesokan harinya, Presiden Obama santap siang dengan anggota Kongres Paul Ryan, yang juga Ketua Komite Anggaran DPR dari fraksi Republik, beserta anggota Kongres Chris Van Hollen, anggota fraksi Demokrat yang paling senior dalam komite itu.
Kedua pihak menggambarkan pembahasan tersebut berlangsung produktif dan menyenangkan, meski kesepakatan apapun tentang defisit tampaknya masih membutuhkan waktu berbulan-bulan lagi.
Dalam pidato mingguannya hari Sabtu Presiden Obama mengatakan, kemajuan dicapai dalam beberapa bidang, dan kompromi merupakan hal yang mungkin.
“Kita telah melakukan pembicaraan terbuka dan jujur tentang isu-isu penting, seperti reformasi imigrasi dan kekerasan senjata api, juga beberapa bidang lain di mana kita bisa bekerjasama untuk memajukan negara ini. Pekan depan saya akan menghadiri pertemuan baik dengan fraksi Demokrat maupun fraksi Republik di Kongres guna melanjutkan pembahasan-pembahasan tersebut,” ujarnya.
Nada suara Presiden Obama jauh lebih bersifat bersahabat dibanding pidatonya pekan lalu, ketika ia menyalahkan fraksi Republik karena membiarkan berlangsungnya pemangkasan anggaran pemerintah secara otomatis.
Dalam upayanya yang gagal untuk mencegah pemangkasan anggaran secara otomatis, Presiden Obama hanya melakukan sedikit pendekatan dengan para pemimpin fraksi Republik. Sebaliknya, ia mengadakan beberapa perjalanan berbentuk seperti kampanye dengan menyerukan kepada warga Amerika agar menekan anggota-anggota fraksi Republik di Kongres supaya menyetujui rencana pengurangan defisitnya.
Kini, Presiden Obama lebih berupaya membangun dukungan dari para anggota fraksi Republik di Kongres dibandingkan dari para petinggi mereka.
Ketua DPR John Boehner, mitra perundingan presiden pada masa silam, hari Kamis mengatakan, ia berharap sesuatu akan berhasil dicapai dari upaya baru Gedung Putih itu. “Saya sejujurnya menilai tanda-tanda penuh harapan ini menunjukkan bahwa presiden, yang kini berada pada masa jabatan keduanya, mulai memahami bahwa para pemimpin sekalipun harus memperoleh dukungan dari anggota Kongres,” ujarnya.
Meski demikian, ketidaksepakatan utama masih terdapat dalam hal pengeluaran dan pajak sebagaimana yang ditunjukkan Senator Jeff Sessions dalam pidato mingguan Partai Republik. “Presiden Obama bicara tentang keprihatinan mendalamnya atas perjuangan warga Amerika, tetapi rencana-rencananya dipusatkan pada pertumbuhan pemerintahan bukan perekonomian. Ia tidak memiliki rencana yang efektif untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, lebih banyak orang bekerja, atau gaji yang lebih tinggi. Rencana ini yang tidak ada!” ujarnya.