Presiden Amerika Barack Obama mendesak pemimpin Palestina Mahmoud Abbas agar mengambil keputusan berat dan resiko demi perdamaian dengan Israel. Kedua pemimpin itu bertemu hari Senin (17/3) di Gedung Putih membahas proses perdamaian Timur Tengah yang mandeg.
Obama juga menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan kelompok terakhir tahanan Palestina sesuai jadwal pada akhir Maret.
Pertemuan Obama-Abbas itu berlangsung menjelang tenggat 29 April untuk tercapainya kerangka kesepakatan dalam perundingan perdamaian Israel-Palestina yang bermasalah.
Di kota-kota besar Tepi Barat hari Senin, ribuan warga Palestina turun ke ruas-ruas jalan mendukung kunjungan Abbas itu. Para demonstran melambaikan bendera dan meneriakkan ‘kami bersama Anda, presiden!”
Obama bertemu Netanyahu dua minggu lalu. Tetapi setelah lebih tujuh bulan perundingan perdamaian yang ditengahi Amerika itu, pesimisme dan perasaan marah semakin meningkat.
Baru ada kemajuan sedikit dalam mempertemukan perbedaan pendapat dalam isu-isu utama terkait konflik yang telah berlangsung lebih enam dekade itu. Termasuk didalamnya adalah status Yerusalem, nasib para pengungsi Palestina, perbatasan dan keamanan.
Obama juga menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan kelompok terakhir tahanan Palestina sesuai jadwal pada akhir Maret.
Pertemuan Obama-Abbas itu berlangsung menjelang tenggat 29 April untuk tercapainya kerangka kesepakatan dalam perundingan perdamaian Israel-Palestina yang bermasalah.
Di kota-kota besar Tepi Barat hari Senin, ribuan warga Palestina turun ke ruas-ruas jalan mendukung kunjungan Abbas itu. Para demonstran melambaikan bendera dan meneriakkan ‘kami bersama Anda, presiden!”
Obama bertemu Netanyahu dua minggu lalu. Tetapi setelah lebih tujuh bulan perundingan perdamaian yang ditengahi Amerika itu, pesimisme dan perasaan marah semakin meningkat.
Baru ada kemajuan sedikit dalam mempertemukan perbedaan pendapat dalam isu-isu utama terkait konflik yang telah berlangsung lebih enam dekade itu. Termasuk didalamnya adalah status Yerusalem, nasib para pengungsi Palestina, perbatasan dan keamanan.