Meski hanya tinggal di Indonesia selama empat tahun, tetapi pengalaman tersebut membekas dalam diri Presiden Barack Obama. Kepeduliannya terhadap Indonesia tetap tinggi. Ia bahkan masih ingat bahasa Indonesia.
Ujar adik seibunya, Maya Soetoro kepada VOA dalam bahasa Indonesia campur Inggris, "Ya, it’s OK, lah. Sometimes when I pass by, he’d say, “May, pijat dikit.” Dan, dia make joke bagaimana saya punya tangan petani. “Oil it out,” katanya. If he go back to Indonesia he will pick it up very quickly."
Obama tidak segan membalas berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Ia pernah bercakap singkat dalam bahasa Indonesia dengan seorang diplomat AS, Charles Silver, di kantor Departemen Luar Negeri Amerika di Washington.
Menjadi presiden juga tidak membuat Obama lupa akan kerabatnya dari Indonesia. Obama menerima mereka di Gedung Putih di saat pelantikannya sebagai presiden. Menurut Sony, salah satu saudara yang hadir saat itu, “Dia masih ingat dan mau menerima kami dengan tangan terbuka.”
Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia pernah menyatakan keinginannya mengajak keluarganya ke Indonesia. “Saya ingin menunjukkan kepada Michelle dan anak-anak, biar mereka bisa lihat tempat-tempat favorit saya dulu.” Katanya kepada Presiden SBY. Sayangnya, rencana tersebut belum akan terlaksana karena Gedung Putih membatalkan keikutsertaan Michella dan dua putri mereka, Sasha dan Malia, dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini.
Presiden Obama juga sering menekankan pengalaman hidupnya di Indonesia seperti dalam pidatonya di Kairo. “Saya pemeluk agama Kristen, tapi ayah saya dari Kenya berasal dari keluarga Muslim selama beberapa generasi. Sewaktu saya anak-anak, saya tinggal beberapa tahun di Indonesia dan sering mendengar suara azan saat Subuh dan Maghrib.”
Dalam pidato tersebut, Presiden Obama menyebut kata Indonesia empat kali, termasuk dalam konteks kebebasan beragama. “Saya melihat langsung sewaktu kecil di Indonesia,” tutur Obama. “Warga Kristen dengan bebas menjalankan agama mereka di negara yang mayoritas Muslim. Inilah jiwa yang kita perlukan saat ini.”
Obama juga menjadikan Obama contoh dalam penegakan gender. Ia menyebut Indonesia, di samping Turki, Pakistan dan Bangladesh, sebagai negara-negara mayoritas Muslim yang sudah pernah memilih perempuan sebagai presiden.
Banyak pihak yang memperkirakan kunjungan Presiden Obama kali ini yang membawa misi kerjasama yang komprehensif sebagai salah satu wujud kepeduliannya terhadap negara yang pernah menjadi rumahnya dulu.