Tautan-tautan Akses

Obama Bahas Dampak Campur Tangan Rusia dalam Pemilu AS


Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, Washington DC (Foto: dok).
Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, Washington DC (Foto: dok).

Di tengah paparan kesimpulan inteljen Amerika bahwa Rusia telah mencampuri pemilu 2016, Presiden Barack Obama mengatakan ia tadinya tidak menganggap penting dampak kampanye misinformasi dan peretasan komputer terhadap demokrasi.

Presiden Obama yang akan meninggalkan Gedung Putih dalam 12 hari lagi, mengatakan kepada stasiun televisi ABC bahwa ia tidak menganggap enteng Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dituding oleh badan intelijen Amerika telah memerintahkan upaya merusak sistem pemilu demokratis dan pencalonan Hillary Clinton.

Tetapi Obama mengatakan, “saya kira saya telah meremehkan hal itu karena dalam era informasi baru ini, sangat mungkin ada misinformasi tentang peretasan dunia maya dan sebagainya yang berdampak pada masyarakat dan sistem kita yang terbuka, untuk menyusup dalam praktek-praktek demokrasi lewat cara-cara yang semakin meningkat.”

Obama mengatakan telah mengeluarkan versi pendek laporan inteljen Amerika tentang peretasan Rusia itu, “untuk memastikan agar kita memahami bahwa ini merupakan hal yang telah dilakukan Putin sejak beberapa waktu di Eropa, di tempat yang pernah menjadi bagian negaranya dimana ada banyak warga yang bisa berbahasa Rusia, tetapi kini mulai semakin banyak di negara-negara demokrasi Barat.”

Badan-badan intelijen Amerika menyimpulkan bahwa Rusia telah meretas ribuan email ketua tim kampanye Clinton, John Podesta dan merilisnya lewat WikiLeaks menjelang pemilu 8 November. Banyak email yang diungkapkan menunjukkan hal-hal yang memalukan tentang cara kerja Partai Demokrat untuk membantu Clinton mengalahkan kandidat calon presiden penantangnya dalam kampanye, yaitu Senator negara bagian Vermont Bernie Sanders.

Laporan itu tidak menyampaikan penilaian bahwa pembocoran itu telah mengubah hasil pemilu, hal yang disorot Trump dalam serangkaian pernyataannya melalui Twitter sejak mendapat penjelasan dari badan intelijen Jumat lalu (6/1).

“Laporan intelijen menyatakan dengan tegas bahwa benar-benar tidak ada bukti bahwa peretasan itu telah menimbulkan dampak terhadap hasil pemilu,” ujar Trump. “Mesin-mesin penghitung suara tidak tersentuh.”

Trump mengatakan, “keteledoran Komite Nasional Partai Demokrat-lah yang menyebabkan terjadinya peretasan itu. Komite Nasional Partai Republik memiliki pertahanan yang kuat! Satu-satunya alasan dibahasnya peretasan terhadap DNC adalah karena kekalahan Demokrat yang sangat besar sehingga mereka sangat malu.”

Obama mengingatkan hubungan yang terlalu dekat dengan Rusia.

“Salah satu yang membuat saya prihatin adalah semakin banyaknya komentar akhir-akhir ini, baik oleh anggota, tokoh atau komentator Partai Republik yang menunjukkan mereka lebih percaya pada Vladimir Putin dibanding pada sesama warga Amerika karena warga Amerika ini adalah Demokrat”, ujar Obama. “Ini seharusnya tidak terjadi”, tambahnya. (em/ii)

XS
SM
MD
LG