Presiden AS Barack Obama akan bertemu dengan Pangeran Mohammed bin Salman hari Jumat (17/6) di Gedung Putih untuk membahas hubungan Amerika dan Arab Saudi yang agak tegang belakangan ini.
Pangeran Mohammed, menteri pertahanan yang berusia 30 tahun itu, dan putra Raja Salman, resminya adalah wakil putra mahkota, tapi Raja Salman agaknya lebih menyukai Mohammed menjadi raja menggantikannya kelak.
Pangeran Mohammed yang telah berada di Washington hampir seminggu, telah bertemu dengan tokoh-tokoh penting Amerika, termasuk menteri luar, menteri pertahanan, menteri keuangan dan juga kepala Dinas Intelijen Pusat Amerika, CIA.
Pertemuan Pangeran Mohammed dengan Presiden Obama akan diadakan di Oval Office, kantor kepresidenan di Gedung Putih, walaupun ia bukan kepala negara.
Tidak banyak yang diketahui tentang liku-liku politik dalam kerajaan Arab Saudi, tapi kenyataan bahwa Pangeran Mohammed sering melakukan kegiatan penting mendorong banyak orang berspekulasi bahwa ia kemungkinan sedang dipersiapkan oleh ayahnya untuk menjadi raja, dan bukannya Putra Mahkota Mohammed bin Nayef.
Mohammed berada dalam urutan ketiga dalam hierarki Saudi, tapi ia praktis adalah nomor satu, kata Simon Henderson, pakar Timur Tengah pada Washington Institute.
“Raja ingin supaya putranya itu menjadi raja nantinya,” kata Henderson lagi.
Pertemuan Mohammed dan Obama terjadi di saat hubungan Amerika dan Arab Saudi tegang karena masalah Iran, perang di Yaman, dan rencana Amerika untuk mengumumkan keterlibatan sejumlah pejabat Saudi dalam serangan teroris 11 September 2001 di AS. [ii/ps]