Kota New York penuh dengan pemandangan indah. Tetapi banyak gedung perkantoran di kota itu yang kosong. Tingkat hunian kantor, persentase orang yang datang ke kantor, hanya 43 persen dari level sebelum pandemi. Awal bulan Maret, tingkat hunian turun lagi menjadi 21 persen, menurut Kastle Systems. Dampaknya terhadap ekonomi, hilangnya pengeluaran karyawan senilai $12miliar, menyebabkan bisnis ritel dan restoran tutup.
Ancaman yang lebih besar lagi adalah ekuitas yang diinvestasikan di banyak gedung perkantoran itu.
Stijn Van Nieuwerburgh, profesor di Columbia University Business School di New York, menjelaskan, "COVID yang memicu ini. Ini berdampak besar terutama pada nilai gedung kantor. Apa yang kami temukan adalah perubahan ini telah menyebabkan penurunan nilai sekitar $400 miliar selama dua tahun ini.”
Sewa dua per tiga kantor di Kota New York akan berakhir dalam tiga empat tahun mendatang. Van Nieuwerburgh mengatakan ini dapat menambah tantangan lagi bagi pasar New York. Berdasarkan proyeksi perputaran pada masa depan, katanya, nilai saham kantor di Kota New York akan berkurang sekitar 40 persen.
Lalu apa yang bakal terjadi pada Kota New York jika bekerja dari rumah menjadi norma?
Van Nieuwerburgh menjelaskan,"Kita akan memiliki banyak kawasan pusat kota yang kosong, lowong, di mana penghasilan dari pajak akan merosot, tidak ada cukup banyak uang dari kota untuk menstabilkan situasi. Kita akan terus mengalami penurunan, lingkaran kehancuran kota.”
Sementara riset baru mengeluarkan ramalan suram bagi pasar real estat komersial yang lebih luas, tingkat hunian jangka panjang pada properti mewah terlihat hampir penuh. Gedung-gedung itu memiliki berbagai fasilitas, seperti ruang meditasi, koki sekelas Michelin yang menyediakan katering di kantor untuk penyewa dan gerai kopi canggih.
Tingkat hunian di gedung yang terletak di 425 Park Avenue, misalnya, sekarang berkisar 86-89 persen. Beberapa gedung kantor mewah semacam itu hanyalah sebagian kecil dari pasar real estat komersial Manhattan.
Untuk mencari solusinya, Wali Kota New York Eric Adams baru-baru ini mengunjungi sebuah gedung kantor di Lower Manhattan yang diubah menjadi apartemen. Ia mengemukakan, "Intinya adalah kita harus mempermudah pengubahan gedung-gedung kantor, seperti yang baru kami kunjungi, menjadi rumah bagi warga New York. Kita bicara tentang ratusan ribu hingga jutaan meter persegi ruang kantor.”
Dengan upaya belakangan ini untuk mengubah perkantoran menjadi perumahan, dan Kota New York adalah destinasi kultural dan kuliner yang dinamis, masih ada harapan bahwa kota itu akan menarik cukup banyak orang agar bertahan dari efek jangka panjang bekerja dari rumah. [uh/ab]
Forum