Beberapa negara bergegas untuk mengevakuasi staf kedutaan dan warga melalui jalan darat, udara dan laut dari Sudan, di mana pertempuran antara tentara dan paramiliter telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kekurangan air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar yang parah.
Operasi penyelamatan semakin intensif dalam beberapa hari terakhir selagi gencatan senjata 72 jam mulai berlaku pada hari Selasa.
Tetapi beberapa pertempuran dilaporkan terjadi di berbagai wilayah di Sudan pada hari Rabu (26/4). Para saksi mata menggambarkan “serangan udara berat” terjadi di timur ibu kota, Khartoum.
Evakuasi juga dilakukan dari Port Sudan, yang berjarak 850 kilometer dari Khartoum.
Sebuah pesawat militer Indonesia menerbangkan 110 warga negara Indonesia dari Port Sudan ke kota Jeddah, Arab Saudi, pada hari Rabu, menurut cuitan kementerian luar negeri di Twitter pada hari Kamis (27/4).
Dengan jumlah itu berarti total orang Indonesia yang telah dievakuasi dari Sudan sejak pecahnya konflik menjadi 667 orang.
Sementara itu, China telah mengerahkan angkatan lautnya untuk menyelamatkan warga dari Sudan, kata Kementerian Pertahanan di Beijing, Kamis.
China mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah dengan aman mengevakuasi sebagian warga dari keseluruhan warga negaranya di Sudan yang diperkirakan berjumlah sekitar 1.500.
Pertempuran itu telah menewaskan sedikitnya 512 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Sudan. Pertempuran juga telah menghancurkan beberapa distrik Khartoum.
Badan-badan PBB melaporkan warga sipil Sudan “melarikan diri dari daerah-daerah yang terdampak pertempuran, termasuk ke Chad, Mesir dan Sudan Selatan.” [lt/uh]
Forum