Tautan-tautan Akses

Negara-negara Sepakati Perjanjian Iklim dengan Kompromi Batu Bara


Presiden konferensi iklim COP26, Alok Sharma (kedua dari kiri) dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa bertepuk tangan saat penutupan Konferensi Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, Sabtu, 13 November 2021.
Presiden konferensi iklim COP26, Alok Sharma (kedua dari kiri) dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa bertepuk tangan saat penutupan Konferensi Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, Sabtu, 13 November 2021.

Hampir 200 negara telah menyepakati kompromi iklim yang bertujuan untuk menjaga target pemanasan global. Namun, kesepakatan itu mengandung perubahan mendadak mengenai batu bara.

Beberapa negara, termasuk negara-negara kepulauan kecil, mengatakan mereka sangat kecewa dengan perubahan yang didorong oleh India pada Sabtu (13/11), untuk "mengurangi," bukannya "menghapus" energi batu bara.

Pada hari terakhir perundingan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung selama dua minggu di Glasgow, Scotland, banyak negara mengeluh mengenai laju perjanjian yang dianggap kurang cepat. Namun, mereka mengatakan hasilnya lebih baik daripada tidak ada kesepakatan sama sekali dan memberikan kemajuan bertahap.

Perjanjian itu juga mengatakan negara-negara pencemar karbon besar harus mengajukan janji pengurangan emisi yang lebih kuat pada akhir 2022.

"Itu merupakan perjanjian yang baik bagi dunia," kata utusan iklim AS John Kerry kepada Associated Press. "(Perjanjian) itu mengandung beberapa masalah, tapi pada umumnya perjanjian yang sangat baik."

Menjelang perundingan Glasgow, PBB telah menetapkan tiga kriteria keberhasilan, dan tidak ada satupun yang tercapai.

Kriteria PBB itu mencakup janji untuk mengurangi emisi karbon dioksida hingga separuh pada 2030, bantuan keuangan $100 miliar dari negara-negara kaya untuk negara-negara miskin, dan menjamin agar dana itu digunakan untuk membantu negara berkembang untuk beradaptasi dengan dampak terburuk dari perubahan iklim. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG