Kelompok enam negara berpengaruh di dunia telah menghimbau Iran agar memulai pembicaraan mengenai program nuklirya yang kontroversial dan memberi inspektur internasional akses ke sebuah pangkalan militer di tengah adanya laporan Teheran kemungkinan membersihkannya supaya tidak ada lagi bukti terkait berbagai eksperimen senjata nuklir.
Kelompok yang dikenal sebagai P5+1 itu hari Kamis menyatakan “penyesalan” mengenai eskalasi kampanye Iran untuk memperkaya uranium dan mengatakan proses negosiasi itu hendaknya membuahkan “hasil konkrit.”
Imbauan bersama pada pertemuan dewan pengawas nuklir PBB di Wina itu juga mendesak Iran agar membuka fasilitas militernya di Parchin bagi tim inspektur Badan Energi Atom internasional (IAEA) seperti yang telah dijanjikan Teheran.
Para diplomat Barat yang diberi laporan singkat oleh seorang pejabat senior IAEA mengatakan Iran kemungkinan menunda kunjungan tim inspektur itu agar para petugasnya dapat “membersihkan” fasilitas itu dari segala bukti bekas ujicoba pemicu ledakan besar yang relevan untuk merancang bom nuklir. Mereka merujuk pada serangkaian foto-foto satelit kompleks Parchin baru-baru ini yang menunjukkan berbagai perubahan pada strukturnya.
Duta besar Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh memberitahu para wartawan kecurigaan tentang Parchin itu “kekanak-kanakan” dan “menggelikan.” Dia tidak memberi rincian lebih lanjut.
Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano hari Kamis mengatakan Iran belum secara resmi mengontak badan PBB itu tentang akses ke Parchin, sehari setelah media Iran mengatakan kunjungan demikian bisa diizinkan.