Tautan-tautan Akses

Negara-negara Barat Perdebatkan Peningkatan Operasi Militer terhadap Libya


Dua pesawat tempur Kanada CF-18 Hornets bertolak dari pangkalan militer NATO di Trapani, Italia untuk bergabung dalam operasi militer untuk menegakkan zona larangan terbang di atas udara Libya.
Dua pesawat tempur Kanada CF-18 Hornets bertolak dari pangkalan militer NATO di Trapani, Italia untuk bergabung dalam operasi militer untuk menegakkan zona larangan terbang di atas udara Libya.

Sementara selain dari negara-negara Arab, misi militer itu mendapat kecaman dari Jerman, Rusia, Turki, dan Tiongkok.

Misi militer yang dipimpin dunia Barat terus melancarkan serangan-serangan hari Rabu untuk menegakkan zona larangan terbang di atas Libya utara.

Tetapi, sementara jet-jet tempur Amerika bertolak dari pangkalan militer di Italia pagi hari, kekuatan-kekuatan yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Khadafi melanjutkan serangan-serangan mereka terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak.

Penduduk kota Misrata mengatakan penembak-penembak gelap masih menguasai bagian-bagian barat kota itu, sementara dokter-dokter setempat mengatakan rumah sakit kewalahan menangani para korban serangan-serangan pemerintah.

Di Libya timur, kekuatan-kekuatan pro-Khadafi dapat memukul mundur upaya kelompok pemberontak untuk merebut kembali Ajdabiya, dengan menggunakan roket-roket dan tank-tank yang canggih melawan satuan-satuan kelompok oposisi.

Dilaporkan adanya serangan-serangan terhadap pasukan pemerintah baik di Misrata maupun Ajdabiya, tetapi laporan itu tidak didapat diketahui kebenarannya. Selagi pertempuran berlangsung, Perdana Menteri Inggeris David Cameron mengumumkan perluasan upaya serangan itu, yang saat ini dipimpin oleh Amerika, Inggeris, dan Prancis.

“Kami akan mendapat sumbangan logistik dari negara-negara seperti Kuwait dan Jordania. Saya harap dukungan lebih besar akan segera datang. Tetapi, saya tegaskan di sini, karena kami harus segera bertindak hari Sabtu, kami tidak mungkin mendapat dukungan Arab sebesar seperti yang diharapkan oleh DPR,” ujarnya.

Walaupun bantuan terbatas, ini adalah salah satu perkembangan positif yang diraih para pemimpin koalisi dalam beberapa hari terakhir ini.

Kecaman-kecaman terhadap misi militer itu bukan hanya datang dari negara-negara Arab, tetapi juga dari Jerman, Rusia, Turki, dan Tiongkok.

Dengan semakin meningkatnya kekhawatiran, para duta besar NATO hari Rabu memperdebatkan bagaimana melanjutkan operasi militer itu. Amerika mengatakan ingin segera menyerahkan kepemimpinan operasi militer itu, tetapi masih belum jelas siapa yang akan memimpinnya.

XS
SM
MD
LG