Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mengecam Presiden Vladimir Putin terkait rencananya untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Moskow sendiri terus meningkatkan serangannya di Kota Avdiivka yang merupakan garda terdepan Ukraina.
Langkah itu, meski tidak terduga, adalah salah satu sinyal Rusia terkait nuklir yang paling kuat sekaligus menjadi peringatan kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina.
"Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tidak bertanggung jawab," kata juru bicara NATO Oana Lungescu pada Minggu (26/3).
"NATO waspada dan kami memantau situasi dengan cermat. Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang membuat kami harus menyesuaikan milik kami sendiri,” katanya.
Putin menyamakan rencananya di Belarus itu dengan langkah Amerika Serikat yang menempatkan senjatanya di Eropa. Kremlin bersikeras bahwa Rusia tidak akan melanggar janji nonproliferasi nuklirnya.
Namun, Lungescu mengatakan janji nonproliferasi Putin dan uraiannya tentang penyebaran senjata AS di luar negeri tidak tepat sasaran.
"Rujukan Rusia untuk pembagian nuklir NATO benar-benar menyesatkan. Sekutu NATO bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
"Rusia secara konsisten melanggar komitmen kontrol senjatanya."
Kepala keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan rencana Rusia akan membuat Belarus tidak stabil, yang menurutnya telah "disandera" Moskow.
Anggota NATO lainnya mengutuk rencana Putin tersebut, termasuk Lithuania, yang mengatakan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow dan Minsk, sementara kepala kebijakan Uni Eropa Josep Borrell mendesak Belarus untuk tidak menjadi tuan rumah senjata. Uni Eropa juga mengancam akan menghujani lebih banyak sanksi.
Belarus dan Rusia memiliki hubungan militer yang erat, dan Minsk mengizinkan Moskow menggunakan wilayahnya sebagai titik awal untuk invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
"Saya beri tahu Anda bahwa kami tidak melihat apa pun yang menunjukkan Putin sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir taktis dengan cara apa pun di Ukraina," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada penyiar CBC pada Minggu (26/3).
"Dan saya juga dapat menginformasikan Anda bahwa kami belum melihat apa pun yang akan menyebabkan kami mengubah postur penangkal nuklir strategis kami sendiri,” tukasnya.
Senjata nuklir taktis adalah senjata yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan khusus di medan perang, bukan senjata yang memiliki kekuatan untuk memusnahkan kota.
Putin menegaskan pada hari Minggu bahwa kekuatan Barat sedang membangun "poros" baru yang serupa dengan kemitraan antara Jerman dan Jepang selama Perang Dunia Kedua, sambil menyangkal bahwa Rusia sedang membangun aliansi militer dengan China. [ah/rs]
Forum