Mulai dari Afghanistan, Ukraina sampai ISIS, banyak ancaman keamanan global yang akan dibahas pada pertemuan puncak NATO tahun ini.
"Terus terang saja, aliansi itu tidak punya pilihan. Mereka harus melakukan beberapa hal sekaligus. Anda tidak memprioritaskan ancaman utama, Anda harus menghadapi semuanya," kata Anthony Cordesman analis dari Center for Strategic and International Studies.
Menurut analis, dengan adanya kepastian mengenai jumlah pasukan AS, para pemimpin NATO perlu membuat strategi untuk membantu rakyat Afghanistan memecahkan berbagai masalah, termasuk kesulitan ekonomi, kegagalan untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian dengan Taliban dan kenaikan korban Afghanistan setelah musim pertempuran yang sengit.
"Ini bukan berarti kita jelas kalah, tapi apa pun yang terjadi di sana, kita jelas belum menang," lanjut Cordesman.
Di sisi selatan, NATO tidak melawan ISIS sebagai sebuah blok, dengan anggota memilih untuk mengirim pasukan mereka secara sepihak ke dalam koalisi yang dipimpin AS.
Setelah serangan teroris Paris tahun lalu, beberapa anggota menyerukan agar NATO menggunakan Pasal 5 perjanjian aliansi yang memberikan wewenang pertahanan kolektif untuk melawan kelompok ekstremis tersebut. Tetapi beberapa analis memperingatkan agar NATO tidak terlibat lebih jauh.
"Saya pikir NATO tidak akan terlibat secara resmi di Suriah dan Irak karena kita membutuhkan kerjasama Rusia, di Suriah terutama, dan kita tidak akan mendapatkan kerjasama Rusia jika NATO ada di sana," ucap Daniel Serwer dari John Hopkins School of Advance International Studies.
Rusia menimbulkan ancaman potensial bagi aliansi ini. Rusia secara ilegal telah mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina dan terus mendukung separatis di Ukraina timur.
Pilot-pilot Rusia juga telah menerbangkan pesawat mereka sangat dekat dengan kapal perang Amerika yang sedang melakukan latihan dengan sekutu NATO di Laut Baltik.
Para pemimpin NATO di KTT nanti perlu meyakinkan sekutu timur NATO dan siap untuk menghadang agresi Rusia lebih lanjut.
"Saya pikir salah satu kunci terbesar untuk pencegahan, apa yang akan benar-benar menghalangi mereka yang berusaha menekan aliansi kita, adalah bahwa seluruh aliansi kita - struktur pasukan yang sudah kita miliki, menjadi lebih siap dan lebih responsif," kata Jenderal Philip Breedlove, mantan Komandan Tertinggi NATO di Eropa.
Untuk membantu upaya ini, AS, Inggris, Jerman dan Kanada masing-masing merencanakan untuk memimpin rotasi batalion NATO yang akan ditempatkan di sisi timur aliansi ini.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada VOA Presiden Barack Obama akan mengumumkan bahwa AS akan memimpin batalion di Polandia, dan yang lainnya memimpin batalion di Estonia, Latvia dan Lithuania. [as/ab]