Para ilmuwan NASA tengah merencanakan misi ke Mars pada musim panas ini. Badan antariksa tersebut akan mengirim sebuah rover alias kendaraan eksplorasi ruang angkasa, yang mereka gambarkan sebagai “robot ilmuwan”, ke permukaan planet merah. Bagian dari misi itu adalah melakukan penerbangan pertama di Mars.
Sebuah helikopter yang diujicobakan di dalam Laboratorium Propulsion Jet NASA di Institut Teknologi California menunjukkan alat itu dapat terbang di lingkungan yang dibangun untuk menyerupai kondisi planet Mars.
Havard Grip adalah Kepala Pilot Ingenuity Mars Helicopter, alias Helikopter Kecerdasan Mars, yang merupakan salah satu arsitek di balik algoritma yang membuat helikopter ini bisa terbang secara otonom.
Dalam wawancara melalui Skype, Havard menuturkan, “Bila kita dapat membuktikan bahwa penerbangan helikopter di lingkungan ini bisa dilakukan, maka hal itu dapat menjadi landasan bagi berbagai misi mendatang di mana kita dapat menggunakan helikopter dalam kapasitasnya untuk, misalnya, melakukan penyelidikan atau penelitian independen.”
Uji coba tahap awal, di mana Ingenuity diterbangkan di ruang hampa udara berkarbon dioksida dengan pengendali jarak jauh, menunjukkan helikopter itu terkadang oleng.
“Uji coba itu sukses dalam beberapa hal… Ia menunjukkan bahwa menerbangkan helikopter di atmosfer yang tipis itu tidak saja memungkinkan untuk dilakukan, tapi juga menunjukkan bahwa kami harus benar-benar fokus menangani aspek pengendaliannya, memastikan bahwa kita memang bisa mengendalikan helikopter itu di lingkungan ini.”
Ingenuity, yang dijadwalkan untuk meluncur antara bulan Juli dan Agustus ini, tergabung dalam misi yang sama dengan Perseverance, rover generasi berikutnya yang akan mengeksplorasi Planet Merah.
Selain helikopter Ingenuity, NASA juga merancang sebuah toilet seharga 23 juta dolar, sekitar 330 miliar rupiah, yang akan dikirim ke Stasiun Antariksa Internasional ISS pada bulan September.
Toilet itu dirancang lebih kecil dan memudahkan astronot perempuan untuk menggunakannya, serta sesuai untuk misi ruang angkasa yang lebih jauh di masa mendatang.
Badan antariksa itu juga mengumumkan sebuah sayembara pembuatan toilet “Lunar Loo” berhadiah 20 ribu dolar, alias hampir 300 juta rupiah, yang digelar hingga 17 Agustus mendatang. NASA menginginkan adanya sebuah desain toilet yang dapat menyesuaikan gravitasi bulan, yang memang berbeda dari mikrogravitasi di ruang angkasa. [rd/em]