Tautan-tautan Akses

Naiknya Suhu Air Kurangi Hasil Panen Salmon Alaska yang Bernilai


Jim Lagucik, dari Trident Seaffods, memotong raja salmon asal Copper River, 18 Mei 2018 di Bandara Internasional Seattle-Tacoma di Seattle, Washington (foto: AP Photo/Ted S. Warren)
Jim Lagucik, dari Trident Seaffods, memotong raja salmon asal Copper River, 18 Mei 2018 di Bandara Internasional Seattle-Tacoma di Seattle, Washington (foto: AP Photo/Ted S. Warren)

Menghangatnya suhu air telah menyebabkan hasil panen ikan salmon Copper River Alaska yang berharga menurun drastis dibandingkan panen tahun lalu, ujar ahli biologi asal Alaska.

Jumlah ikan salmon yang berenang ke hulu Copper River sangat sedikit sehingga Alaska Department of Fish and Game menghentikan lebih awal proses panen komersil bulan lalu, dari yang biasanya berlangsung tiga bulan menjadi kurang dari dua pekan. Awal bulan ini, Departemen tersebut juga menghentikan sebagian besar panen yang dilakukan warga di sepanjang sungai yang hasilnya digunakan untuk memberi makan keluarga mereka.

Total panen ikan salmon di Copper River Alaska tahun ini setelah dihentikan di akhir bulan Mei mencapai 32.000 ekor ikan, sebagaimana dilaporkan oleh Alaska Department of Fish and Game. Bandingkan dengan perkiraan pra-musim panen Departemen tersebut sebesar lebih dari 1,2 juta ekor dan rata-rata panen tahunan yang lebih dari 1,4 juta ekor ikan pada periode sebelumnya.

Pakar biologi dari negara bagian itu menyalahkan peningkatan suhu air di Teluk Alaska atas berkurangnya jumlah ikan salmon yang menuju ke hulu Copper River, yang dianggap sangat berharga karena cita rasanya yang kaya, kandungan minyaknya yang tinggi, dan warnanya yang merah gelap.

Ikan-ikan itu menghabiskan sebagian besar hidupnya di samudra, dan suhu air di samudra itu kini 3 hingga 5 derajat lebih hangat dibandingkan suhu normal, akibat suhu dan massa air Pasifik Utara yang hangat, atau yang disebut oleh para ilmuwan sebagai "the Blob," dan faktor-faktor lainya, ujar Mark Somerville, seorang pakar biologis yang bekerja untuk Alaska Department of Fish and Game.

Suhu air yang lebih hangat menyebabkan proses metabolisme ikan lebih cepat, ujar Somerville. “Mereka perlu makan untuk menjaga tubuhnya,” ujarnya. “Tapi, sumber makanan mereka berkurang.”

Arus salmon ke hulu di tempat lain juga tidak menggembirakan, termasuk di Kenai River – sebuah lokasi olahraga memancing yang terkenal di dunia – dan di sepanjang Pulau Kodiak. Namun di tempat lain, arus salmon ke hulu ada juga dalam jumlah yang memuaskan, meskipun ikan yang mengarah ke hulu ini tampak jelas ukurannya lebih kecil, ujar Somerville.

Di Alaska, di mana salmon liar menjadi ikon, ikan yang ditangkap di Copper River mempunyai status tersendiri.

Kandungan minyaknya yang tinggi dikaitkan dengan rute migrasi mereka yang sangat panjang dari samudra menuju lahan perkembangbiakan yang mendapat pasokan air dari aliran glacier. Mereka adalah ikan salmon Alaska segar pertama yang dijual di pasar setiap tahun. Ikan salmon asal Copper River dijual dengan harga $75 per 0,45 kg.

Chris Bryant, juru masak eksekutif untuk WildFin American Grill, sebuah kelompok restoran seafood di kawasan Seattle, mengkhawatirkan tren perkembangbiakan ikan salmon di Copper River dan lokasi lainnya.

“Ukuran ikannya lebih kecil, sehingga lebih sulit bagi juru masak mendapatkan cukup daging untuk disajikan,” ujarnya. [ww/dw]

XS
SM
MD
LG