Tautan-tautan Akses

Naik Bus Gunakan Sampah Plastik, Cara Surabaya Didik Warga Jaga Kebersihan Kota


Warga Surabaya, termasuk anak-anak, membawa botol plastik bekas untuk ditukarkan dengan tiket Suroboyo bus di Terminal Purbaya (REUTERS/Sigit Pamungkas).
Warga Surabaya, termasuk anak-anak, membawa botol plastik bekas untuk ditukarkan dengan tiket Suroboyo bus di Terminal Purbaya (REUTERS/Sigit Pamungkas).

Kota Surabaya memiliki moda transportasi yang semakin banyak disukai oleh masyarakat. Selain menawarkan kenyamanan, masyarakat yang ingin naik transportasi massal "Suroboyo Bus" pun tidak perlu membayar dengan uang, melainkan cukup membawa sampah plastik berupa botol maupun gelas bekas air mineral.

Waktu liburan sekolah yang bersamaan dengan libur Natal dan Tahun Baru, tidak disia-siakan oleh masyarakat Surabaya dan sekitarnya untuk bertamasya keliling kota Surabaya. Bukan hanya mengunjungi obyek wisata yang ada di Kota Surabaya, melainkan juga berkeliling kota menggunakan Suroboyo Bus. Ya, bus berwarna merah milik Pemerintah Kota Surabaya ini telah beroperasi sejak April 2018 yang lalu, melayani warga kota yang hendak bepergian ke beberapa rute yang dilalui bus canggih dan nyaman ini.

Petugas tiket dan kondektur Suroboyo Bus, Arif Rahman menuturkan, momentum libur sekolah maupun hari besar nasional merupakan saat ramainya penumpang Suroboyo Bus menaiki bus baru ini.

“Ya banyak sekali, terutama anak-anak yang libur sekolah, dan diikuti orang tuanya. Biasanya (ramai) Sabtu-Minggu, hari libur kerja, libur sekolah. Jurusannya dari Unesa ke ITS, dari ITS ke Unesa, jadi Surabaya Barat-Surabaya Timur,” ujar Arif.

Suroboyo Bus saat berhenti di salah satu halte sambil menunggu penumpang (Petrus Riski/VOA).
Suroboyo Bus saat berhenti di salah satu halte sambil menunggu penumpang (Petrus Riski/VOA).

Hingga saat ini, terdapat total 18 bus warna merah yang diberi nama Suroboyo Bus, yang melayani rute Surabaya utara ke selatan, maupun Surabaya timur ke barat bolak-balik. Dilengkapi fasilitas dan teknologi modern, Surabaya Bus berkapasitas sekitar 45 kursi, dengan beberapa warna untuk membedakan penumpang perempuan, lanjut usia, perempuan hamil, penumpang umum dan disabilitas, serta ditambah tempat untuk berdiri. Demi keamanan dan kenyamanan penumpang, bus berpendingin ruangan ini dilengkapi kamera pengawas (CCTV) di beberapa sudut, serta petunjuk rute dan pemberhentian untuk setiap halte yang disinggahi.

Masyarakat yang ingin menaiki Suroboyo Bus tidak perlu membayar dengan uang, melainkan cukup membawa sampah plastik berupa botol maupun gelas plastik kemasan air minum. Untuk mendapatkan satu tiket tanda naik bus, penumpang harus membawa botol plastik bekas ukuran 1,5 liter sebanyak 3 botol, ukuran sedang atau kecil sebanyak 5 botol, atau gelas plastik air minum kemasan sebanyak 10 gelas.

10 gelas plastik kemasan air minum ditukar dengan satu tiket Suroboyo Bus (foto Petrus Riski/VOA).
10 gelas plastik kemasan air minum ditukar dengan satu tiket Suroboyo Bus (foto Petrus Riski/VOA).

Kemudahan dan kenyamanan ini yang dirasakan Nafiah, mahasiswi salah satu kampus di Surabaya, yang rutin menggunakan moda transportasi ini.

“Kalau dari saya sendiri, cukup membantu sekali, dan juga selain itu nyaman untuk digunakan sebagai transportasi, dan juga tepat waktu. Jadi saya bisa menggunakan aplikasi untuk melihat posisi busnya saat ini di mana,” kata Nafiah.

Selain membawa langsung botol plastik atau gelas plastik kemasan air minum untuk ditukarkan dengan tiket saat naik dari setiap tempat pemberhentian, masyarakat dapat terlebih dahulu menukarkan sejumlah gelas dan botol plastik yang dimiliki, dengan kartu stiker tanda bukti penukaran di Terminal Purabaya maupun di Halte Jalan Rajawali.

Kartu dengan sticker khusus diberikan kepada masyarakat setelah menukar sejumlah gelas dan botol plastik bekas, petugas akan melubangi sticker dan mengganti dengan tiket Suroboyo Bus (Petrus/VOA).
Kartu dengan sticker khusus diberikan kepada masyarakat setelah menukar sejumlah gelas dan botol plastik bekas, petugas akan melubangi sticker dan mengganti dengan tiket Suroboyo Bus (Petrus/VOA).

Tidak hanya membantu para pelajar dan mahasiswa karena tidak perlu mengeluarkan biaya, Suroboyo Bus juga menjadi daya tarik anak-anak maupun orang dewasa, sehingga memanfaatkan bus ini untuk bertamasya keliling kota. Seperti yang diungkapkan Irfa, warga Surabaya yang menaiki Surabaya Bus bersama keluarga.

“Saya naiknya dari ITS, nanti turunnya ke ITS lagi. Cuma liburan saja sih, ingin naik bus saja, belum pernah naik, ini pertama kalinya. Tadi bawa (aqua) botol yang kecil itu lima, kalau yang besar tiga, kalau yang gelas (aqua) sepuluh, untuk satu orangnya,” tutur Irfa.

Libur sekolah juga dimanfaatkan Anastasia, warga Kertajaya, Surabaya, yang mengajak cucunya menumpang Suroboyo Bus untuk sekedar berkeliling kota.

“Dari Kertajaya mau jalan-jalan, mengajak cucu, baru pertama kali. Masuknya bawa botol bekas, tadi 20 biji berdua. Pokoknya jalan-jalan, nyampai di mana tidak tahu, pokoknya turunnya di mana,” ujar Anastasia.

Tiket Suroboyo Bus diterima penumpang setelah menukar botol dan gelas plastik bekas kepada petugas di dalam bus (foto Petrus Riski/VOA).
Tiket Suroboyo Bus diterima penumpang setelah menukar botol dan gelas plastik bekas kepada petugas di dalam bus (foto Petrus Riski/VOA).

Tidak hanya Suroboyo Bus yang menjadi daya tarik masyarakat Surabaya dan sekitarnya, untuk dapat menjadi moda transportasi sekaligus rekreasi yang gratis bagi warga kota. Keberadaan 2 unit bus tingkat atau bouble deck sumbangan salah satu bank swasta kepada Pemerintah Kota Surabaya, juga sangat dinanti masyarakat khususnya anak-anak. Selain baru memiliki kembali bus tingkat setelah sekian puluh tahun, bus tingkat berwarna kuning ini juga menerapkan cara pembayaran yang sama seperti Suroboyo Bus, yaitu menggunakan sampah plastik berupa botol dan gelas air minum kemasan.

Bus tingkat juga melayani angkutan massal dengan menggunakan sampah plastik sebagai alat pembayaran (Petrus/VOA).
Bus tingkat juga melayani angkutan massal dengan menggunakan sampah plastik sebagai alat pembayaran (Petrus/VOA).

Model pengelolaan transportasi dan kebersihan di Kota Surabaya seperti ini, yang menjadi salah satu indikator keberhasilan Surabaya meraih berbagai penghargaan internasional di bidang kebersihan dan pengelolaan perkotaan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat peresmian pada 7 April 2018, berharap masyarakat Surabaya mulai beralih menggunakan moda transportasi massal dibandingkan kendaraan pribadi. Selain itu, pembayaran menggunakan botol dan gelas plastik bekas diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk memilah dan memanfaatkan sampah plastik yang dihasilkan, sehingga ikut membantu menjaga kebersihan dan kelestarian Kota Surabaya. [pr/em]

Naik Bus Gunakan Sampah Plastik, Cara Surabaya Didik Warga Jaga Kebersihan Kota
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:47 0:00

XS
SM
MD
LG