Kekerasan dimulai hari Selasa (1/7) setelah massa umat Buddha menyerang sebuah kedai teh karena pemiliknya yang beragama Muslim diisukan telah memperkosa seorang perempuan Buddha.
Dua orang tewas, dan memicu pemberlakukan jam malam di seluruh kota hingga pukul 5 Jumat pagi.
Kepala polisi, Inspektur Mandalay Zaw Min Oo’, mengatakan kepada VOA bahwa pemberlakuan jam malam itu telah meredakan ketegangan.
Selasa, malam pertama kekerasan, polisi menggunakan peluru karet untuk membubarkan ratusan perusuh bersenjatakan batu dan pisau. Ketegangan mereda hari Rabu, tetapi kerusuhan pecah lagi pada malam hari, mengakibatkan seorang warga Buddha dan seorang warga Muslim tewas dan 14 lainnya cedera.
Myanmar menghadapi gelombang kekerasan anti-Muslim berkala sejak Juni 2012, ketika kerusuhan pecah menyusul bentrokan sektarian antara mayoritas umat Buddha dan minoritas umat Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.