Tautan-tautan Akses

Muncul, Pelapor Rahasia ke-2 Ungkap Pelanggaran Trump 


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di pelataran Gedung Putih, Washington, D.C., 4 Oktober 2019. (Foto: dok).
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di pelataran Gedung Putih, Washington, D.C., 4 Oktober 2019. (Foto: dok).

Retorika kian panas di Washington sementara DPR AS melanjutkan penyelidikan pemakzulan yang menarget Presiden Donald Trump. Seorang pelapor rahasia lainnya yang berasal dari kalangan intelijen telah menuduhkan pelanggaran yang dilakukan oleh Trump dalam urusannya dengan Ukraina, kata seorang pengacara yang mewakili dua pejabat intelijen yang nama-namanya tidak disebut.

Presiden AS Donald Trump menyatakan ia prihatin mengenai korupsi di Ukraina, yang kemungkinan melibatkan kandidat calon presiden terdepan dari partai Demokrat dalam kampanye pemilu 2020, Joe Biden. Putra Biden, Hunter, bertransaksi bisnis dengan sebuah perusahaan yang sedang diselidiki di Ukraina.

Trump meminta presiden Ukraina untuk menyelidiki masalah tersebut dalam suatu percakapan telepon. Menurut para pengecam, percakapan tersebut dimaksudkan untuk menggali informasi yang merugikan pesaing Trump itu dengan imbalan bantuan AS senilai hampir 400 juta dolar.

Muncul, Pelapor Rahasia Ke-2 Yang Ungkap Pelanggaran oleh Trump
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:30 0:00

Seorang pejabat intelijen mengadu, dan seorang lagi dikatakan telah mengajukan pengaduan, kepada Inspektur Jenderal Michael Atkinson.

Joe Biden, kandidat calon presiden dari partai Demokrat, mengatakan, “Trump adalah presiden paling korup yang pernah kita miliki sepanjang sejarah modern. Dialah definisi bagi korupsi.”

Trump menyebut investigasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh partai Demokrat di Kongres, termasuk ketua Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff, sebagai tindakan mencari-cari kesalahan.

Presiden Trump mengemukakan, “Ini adalah kejahatan curang terhadap rakyat Amerika, tetapi kami akan bekerja sama dengan Schiff yang licik dan (Ketua DPR Nancy) Pelosi serta mereka semua.”

Trump mengatakan justru dialah yang mengungkap tentang pelanggaran. Ia menjelaskan, “Saya tidak peduli tentang kampanye Biden, tetapi saya benar-benar peduli mengenai korupsi.”

Fraksi Demokrat mengatakan presiden telah mengkhianati sumpah jabatannya.

Hakeem Jeffries. (Foto: dok).
Hakeem Jeffries. (Foto: dok).

Anggota DPR dari fraksi Demokrat Hakeem Jeffries, dalam acara televisi ABC This Week mengemukakan, “Pemerintah, tanpa justifikasi, menahan 391 juta dolar bantuan militer bagi Ukraina yang rentan. Presiden kemudian menekan seorang pemimpin asing untuk turut campur dalam pemilu 2020 dan menarget seorang warga negara Amerika demi keuntungan politik. Inilah yang didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan.”

Senator Utah Mitt Romney, salah seorang pengkritik Trump yang langka sekali ada dari partainya sendiri, Republik, menyebut drama yang terungkap itu meresahkan.

Seorang anggota fraksi Republik lainnya, Jim Jordan, dalam acara televisi ABC This Week mengatakan Trump hanya melaksanakan tugasnya. Ia mengemukakan, “Apabila kita akan mengirim uang pajak yang diperoleh dengan susah payah oleh rakyat Amerika ke Ukraina untuk membantu mereka memerangi Rusia, untuk membuat negara mereka bergerak menuju arah yang mereka perlukan, mendapatkan sistem keamanan yang mereka perlukan, saya pikir ia percaya bahwa kita harus memastikan di sana tidak terjadi korupsi.”

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terseret dalam kontroversi itu setelah menyatakan ia ambil bagian dalam percakapan telepon Trump dengan presiden Ukraina.

Dan SMS dari beberapa diplomat AS mengungkapkan bahwa mereka juga terlibat di balik layar. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG