Tautan-tautan Akses

Mudik Tahun Baru Imlek Jadi Pendorong di Tengah Kelesuan Ekonomi China


Presiden China Xi Jinping berbicara kepada warga saat ia mengunjungi pasar makanan di Shenyang, Provinsi Liaoning, pada 23 Januari 2025, menjelang Tahun Baru Imlek. (Kantor Berita Xinhua melalui AP)
Presiden China Xi Jinping berbicara kepada warga saat ia mengunjungi pasar makanan di Shenyang, Provinsi Liaoning, pada 23 Januari 2025, menjelang Tahun Baru Imlek. (Kantor Berita Xinhua melalui AP)

Pemerintah China menambah libur Tahun Baru Imlek tahun ini menjadi delapan hari, dari biasanya tujuh hari untuk menangkap peluang dari belanja liburan tahunan.

Mudik tahunan menjelang Tahun Baru Imlek akan mencapai puncaknya di China. Jumlah perjalanan diperkirakan akan mencapai miliaran selama liburan tahun ini, yang dimulai pada Selasa (28/1).

Diperkirakan akan ada sembilan miliar perjalanan pada libur Imlek nanti. Liburan tahun ini berlangsung dari 28 Januari hingga 4 Februari dan menandai datangnya Tahun Ular. Pihak berwenang di China memperpanjang libur tahunan ekstra satu hari, sehingga hari libur nasional akan berlangsung selama delapan hari pada tahun ini.

Selama liburan, perjalanan diperkirakan meningkat secara domestik dan internasional. Pemerintah memperkirakan jumlah perjalanan dengan kereta api akan melampaui 510 juta orang, dan 90 juta lainnya melakukan perjalanan melalui udara. Di dalam negeri, sebagian besar akan bepergian dengan mobil.

Untuk perjalanan ke luar negeri, perjalanan ke Asia Tenggara mengalami peningkatan, dengan jumlah pemesanan tiket ke Vietnam, Singapura, dan Indonesia meningkat lebih dari 50 persen, menurut data dari Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia. Selain itu, permintaan perjalanan ke Hong Kong meningkat hampir dua kali lipat, dan Jepang mengalami peningkatan pembelian tiket pesawat sebesar 58 persen.

Para pemudik tiba di area keberangkatan untuk naik kereta di Stasiun Kereta Api Beijing Barat menjelang Tahun Baru Imlek, Jumat, 24 Januari 2025. (Foto: Aaron Favila/AP Photo)
Para pemudik tiba di area keberangkatan untuk naik kereta di Stasiun Kereta Api Beijing Barat menjelang Tahun Baru Imlek, Jumat, 24 Januari 2025. (Foto: Aaron Favila/AP Photo)

Meskipun Tahun Baru Imlek dikenal sebagai hari raya yang ditandai dengan lentera warna-warni, parade, dan barongsai, perayaan itu punya makna lebih dari sekadar makna budaya bagi pemerintah China yang melihat masa-masa liburan itu sebagai peluang untuk meningkatkan perekonomian yang sedang lesu.

Itulah salah satu alasan utama pemerintah menambah hari libur menjadi delapan hari. Pemerintah China juga meluncurkan beberapa upaya untuk membantu menggairahkan kembali belanja konsumen yang lemah. Sejumlah langkah yang ditempuh antara lain mempromosikan tujuan liburan bertema musim dingin dan memastikan tiket pesawat terjangkau, menurut para pejabat pada konferensi pers Dewan Negara di Beijing.

Meskipun sudah ada upaya-upaya tersebut, Reuters melaporkan bahwa dunia usaha dan konsumen tampaknya membelanjakan lebih sedikit dari biasanya selama musim liburan. Alasanya masih ada kekhawatiran terhadap kelesuan sektor properti yang berkepanjangan dan kekhawatiran terhadap lapangan pekerjaan.

Sepanjang tahun lalu, China telah menerapkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, termasuk langkah-langkah stimulus seperti pemotongan suku bunga, peningkatan dana pensiun, dan perluasan program tukar tambah untuk barang-barang konsumsi.

Salah satu industri yang tampaknya mendapat dorongan dari musim festival ini adalah bioskop.

Industri film di China baru-baru ini mengalami kesulitan, dengan total pendapatan box office mengalami penurunan sebesar 22,6 persen pada 2024. Namun, menurut data dari Maoyan, sebuah platform tiket China, penjualan tiket film melampaui $55 juta pada 23 Januari, yang merupakan pra-penjualan tercepat untuk musim Tahun Baru Imlek. [ft/pp]

Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters dan The Associated Press.

XS
SM
MD
LG