Kisah panjang Yoshiro Mori tampaknya sudah mendekati akhir.
Kantor berita Jepang Kyodo dan sejumlah media berita lainnya melaporkan, Kamis (11/2), bahwa Mori akan mundur pada hari Jumat (12/2) sebagai ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo.
Berita-berita itu muncul tanpa menyebut asal sumber informasi tersebut.
Pengunduran diri Mori kabarnya terjadi menyusul komentarnya yang melecehkan perempuan lebih dari sepekan yang lalu, dan debat publik yang jarang terjadi di Jepang mengenai kesetaraan gender.
Keputusan itu diperkirakan akan diumumkan pada Jumat (12/2) ketika dewan eksekutif panitia bertemu. Dewan eksekutif Tokyo 2020 sangat didominasi pria, seperti halnya kepemimpinan sehari-hari panitia penyelenggara Olimpiade itu.
Mori yang berusia 83 tahun, dalam pertemuan Komite Olimpiade Jepang lebih dari sepekan lalu, pada dasarnya mengatakan bahwa perempuan "terlalu banyak bicara" dan didorong oleh "rasa persaingan yang kuat".
Mori, yang mantan perdana menteri, mengajukan permintaan maaf yang terkesan tidak tulus beberapa hari kemudian setelah komentarnya tersebut dilaporkan media, tetapi menolak untuk mengundurkan diri.
Masalah Mori memperkeruh persiapan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo yang sempat tertunda.
Jepang bersikeras mengambil risiko untuk mencoba menyelenggarakan pesta olahraga itu mulai 23 Juli mendatang. Sekitar 11 ribu atlet akan terlibat dalam Olimpiade itu, yang kemudian akan dikuti dengan Paralimpiade yang diikuti 4.400 atlet.
Lebih dari 80 persen publik Jepang, dalam jajak-jajak pendapat baru-baru ini, mengatakan bahwa Olimpiade itu harus ditunda atau dibatalkan. [ab/uh]