Pihak berwenang di New York pada hari Senin (3/3) mengumumkan bahwa pemecatan telah dimulai sebagai akibat dari pemogokan liar yang telah mengguncang sistem penjara di negara bagian itu selama dua minggu.
Gubernur Kathy Hochul minggu lalu telah mengumumkan kesepakatan untuk mengakhiri pemogokan setelah berhari-hari melakukan perundingan mediasi. Salah satu butir kesepakatannya adalah para pekerja harus kembali bekerja pada hari Sabtu (1/3) atau menghadapi tindakan disipliner.
Dalam sebuah memo tujuh halaman yang merinci kesepakatan itu – yang yang juga dikenal sebagai persetujuan yang mengikat – mediator Martin Scheinman mengatakan kesepakatan itu juga mencakup perubahan pada kekurangan staf, serta ketentuan untuk meminimalkan shift lembur wajib 24 jam.
Meskipun ada sejumlah orang yang telah kembali bekerja pada hari Minggu (2/3), yang lain tidak melakukannya.
Komisioner Divisi Keamanan Dalam Negeri dan Layanan Darurat Negara Bagian New York, Jackie Bray, dalam sebuah pengarahan mengatakan akibat tindakan itu, “Kemarin kami mulai memberhentikan petugas lembaga pemasyarakatan (lapas). Hari ini kami akan menghentikan asuransi kesehatan bagi petugas pemasyarakatan yang telah mangkir dan tanggungan mereka.”
Bray mengatakan kurang dari 10 petugas lapas telah diberhentikan, tetapi ia memperkirakan jumlah itu akan meningkat seiring berjalannya hari, seraya menambahkan bahwa ribuan petugas akan kehilangan asuransi kesehatan mereka.
"Kami tidak menganggap enteng tindakan ini. Kami telah berusaha di setiap kesempatan untuk membuat orang kembali bekerja sehingga tidak perlu mengambil tindakan ini," tambahnya.
Sejumlah petugas lapas mulai mogok kerja pada 17 Februari untuk memprotes kondisi kerja.
Hochul telah mengerahkan Garda Nasional ke beberapa penjara untuk menggantikan pekerja yang mogok.
Aksi mogok kerja tersebut melanggar undang-undang negara bagian yang melarang mogok kerja oleh sebagian besar pegawai negeri. Beberapa narapidana telah meninggal selama pemogokan tersebut. [em/jm]
Forum