Juru bicara Satuan Tugas Gabungan Nigeria, Eli Lazarus, dalam wawancara dengan VOA mengatakan sebenarnya ada tentara yang bertugas di dekat Perguruan Tinggi Negeri Buni Yadi, tapi telepon tidak berfungsi sehingga tak seorangpun bisa menghubungi mereka.
Pelaku-pelaku serangan yang tidak diketahui identitasnya, menyerang sekolah itu sekitar pukul 2 dini hari, membakar gedung-gedung dan membunuh sejumlah siswa ketika mereka berusaha untuk menyelamatkan diri. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab tapi pejabat setempat menyalahkan sekte radikal Islamis Boko Haram atas serangan itu.
Dalam pidatonya Rabu malam (26/2), Presiden Goodluck Jonathan mengutuk pembunuhan itu, dan menggambarkan para korban “Kaum muda dibunuh tanpa perasaan ketika mereka tidur dalam asrama di negara bagian Yobe. Presiden bertekad pemerintahannya akan berusaha menumpas terorisme untuk selamanya, yang katanya digerakkan oleh nilai-nilai yang bobrok dan kebodohan.
Lazarus menyebut jumlah resmi yang tewas 29 tapi wartawan mendatangi rumah duka setempat mengatakan 59 orang tewas. Perguruan itu untuk laki-laki dan perempuan tapi semua yang tewas adalah siswa laki-laki.
Gubernur negara bagian Yobe, Ibrahim Gaidam, meninjau reruntuhan perguruan itu, Selasa (25/2) dan mengutuk kegagalan militer melindungi para siswa belasan tahun itu.
Menurut laporan koran Nigeria, gubernur itu mengatakan tentara yang ditugaskan untuk melindungi perguruan itu ditarik mundur sebelum serangan terjadi.
Lazarus mengatakan kepada VOA bahwa pos militer yang jaraknya sekitar delapan kilometer baru-baru ini di tutup karena operasi Satuan Tugas Gabungan itu. Ia juga mengatakan ia tidak akan merasa heran jika kabel telepon dengan sengaja diputus sebelum serangan itu.
Pelaku-pelaku serangan yang tidak diketahui identitasnya, menyerang sekolah itu sekitar pukul 2 dini hari, membakar gedung-gedung dan membunuh sejumlah siswa ketika mereka berusaha untuk menyelamatkan diri. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab tapi pejabat setempat menyalahkan sekte radikal Islamis Boko Haram atas serangan itu.
Dalam pidatonya Rabu malam (26/2), Presiden Goodluck Jonathan mengutuk pembunuhan itu, dan menggambarkan para korban “Kaum muda dibunuh tanpa perasaan ketika mereka tidur dalam asrama di negara bagian Yobe. Presiden bertekad pemerintahannya akan berusaha menumpas terorisme untuk selamanya, yang katanya digerakkan oleh nilai-nilai yang bobrok dan kebodohan.
Lazarus menyebut jumlah resmi yang tewas 29 tapi wartawan mendatangi rumah duka setempat mengatakan 59 orang tewas. Perguruan itu untuk laki-laki dan perempuan tapi semua yang tewas adalah siswa laki-laki.
Gubernur negara bagian Yobe, Ibrahim Gaidam, meninjau reruntuhan perguruan itu, Selasa (25/2) dan mengutuk kegagalan militer melindungi para siswa belasan tahun itu.
Menurut laporan koran Nigeria, gubernur itu mengatakan tentara yang ditugaskan untuk melindungi perguruan itu ditarik mundur sebelum serangan terjadi.
Lazarus mengatakan kepada VOA bahwa pos militer yang jaraknya sekitar delapan kilometer baru-baru ini di tutup karena operasi Satuan Tugas Gabungan itu. Ia juga mengatakan ia tidak akan merasa heran jika kabel telepon dengan sengaja diputus sebelum serangan itu.