Televisi pemerintah Iran, Jumat (27/3), mengatakan militer telah membangun sebuah rumah sakit sementara berkapasitas 2.000 tempat tidur di sebuah gedung pameran di ibukota untuk mendukung sistem layanan kesehatan negara itu dalam usaha menghadapi wabah virus corona terburuk di Timur Tengah.
Fasilitas baru ini hanya dibangun dalam waktu 48 jam dan mencakup beberapa ruang isolasi. Menurut televisi itu, rumah sakit tersebut akan dikhususkan untuk pasien yang sedang dalam masa penyembuhan akibat penyakit yang ditimbulkan virus corona.
Mengutip pernyataan Jenderal Ali Jahanshahi, wakil koordinator militer Iran, Kamis (16/3), televisi itu menyebutkan, rumah sakit itu telah diserahterimakan ke staf medis dan akan mulai menerima pasien pekan depan.
Kebanyakan orang-orang yang terjangkit virus itu hanya mengalami gejala-gejala ringan, seperti demam dan batuk, dan pulih dalam beberapa pekan. Namun, virus itu dapat mengakibatkan sakit parah dan kematian, khususnya di kalangan lanjut usia atau mereka yang memiliki gangguan kesehatan lain. Virus itu sangat mudah menular dan dapat disebarkan oleh orang-orang sehat yang tidak menunjukkan gejala-gejala kasat mata.
Iran sedang berusaha memerangi wabah virus corona terburuk di Timur Tengah dengan lebih dari 2.200 kematian di antara hampir 30.000 kasus yang telah dikukuhkan. Pihak berwenang mendesak rakyat untuk diam di rumah namun tidak memberlakukan lockdown menyeluruh seperti yang dilakukan banyak negara lain di Timur Tengah
Para pejabat Iran berulangkali mengatakan, mereka berhasil mengendalikan wabah tersebut meski ada kekhawatiran wabah itu bisa sangat membebani fasilitas-fasilitas layanan kesehatan di negara itu
Sebelumnya pekan ini, Pemimpin Agung Ayatullah Ali Khamenei menolak bantuan Amerika, dan mendukung teori konspirasi bahwa AS yang menciptakan virus itu, sebuah pemikiran yang tidak didukung bukti ilmiah. [ab/uh]