Militan Islamis terkait Al-Qaida di Aljazair menyandera sedikitnya 41 warga asing yang bekerja di sebuah kompleks gas alam, tindakan yang disebut para militan sebagai pembalasan atas aksi militer Perancis di Mali.
Seorang juru bicara Al-Qaida di kawasan Magribi Islam AQIM memberitahu VOA, tujuh warga Amerika termasuk diantara yang disandera. Lainnya adalah warga Inggris, Perancis, Jepang dan Norwegia.
Juru bicara AQIM Oumar Ould Hamaha hari Rabu mengatakan jika Amerika ingin membantu Perancis di Mali, Amerika harus “menghadapi beberapa konsekuensi”. Hamaha menambahkan Perancis menyatakan “perang” dan warga Barat akan terkena dampaknya jika intervensi berlanjut.
Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta menyebut penculikan itu sebagai tindakan terorisme. Ia mengatakan Amerika akan mengambil langkah-langkah yang perlu dan sesuai untuk menangani situasi tersebut.
Menteri Dalam Negeri Aljazair Dahou Ould Kablia mengatakan negara tidak akan berunding dengan teroris.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah mengontak Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal.
Pihak militan menculik ke-41 warga asing dalam sebuah serangan hari Rabu atas ladang gas alam yang sebagian dioperasikan oleh perusahaan energi Inggris “BP”.
Para penyerang dilaporkan telah membunuh dua orang – termasuk seorang warga Inggris, dan melukai sedikitnya enam orang lainnya.
Pasukan Perancis memasuki Mali pekan lalu untuk membantu mengusir militan Islamis yang bergerak menuju ibukota Bamako. Sedikitnya tiga kelompok terkait Al-Qaeda merupakan bagian dari mereka yang menguasai Mali Utara tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague hari Kamis menolak pembenaran penyanderaan oleh militan.
Aljazair telah sejak lama menentang intervensi militer terhadap para pemberontak di Mali Utara, karena khawatir akan berdampak ke perbatasannya sendiri.
Seorang juru bicara Al-Qaida di kawasan Magribi Islam AQIM memberitahu VOA, tujuh warga Amerika termasuk diantara yang disandera. Lainnya adalah warga Inggris, Perancis, Jepang dan Norwegia.
Juru bicara AQIM Oumar Ould Hamaha hari Rabu mengatakan jika Amerika ingin membantu Perancis di Mali, Amerika harus “menghadapi beberapa konsekuensi”. Hamaha menambahkan Perancis menyatakan “perang” dan warga Barat akan terkena dampaknya jika intervensi berlanjut.
Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta menyebut penculikan itu sebagai tindakan terorisme. Ia mengatakan Amerika akan mengambil langkah-langkah yang perlu dan sesuai untuk menangani situasi tersebut.
Menteri Dalam Negeri Aljazair Dahou Ould Kablia mengatakan negara tidak akan berunding dengan teroris.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah mengontak Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal.
Pihak militan menculik ke-41 warga asing dalam sebuah serangan hari Rabu atas ladang gas alam yang sebagian dioperasikan oleh perusahaan energi Inggris “BP”.
Para penyerang dilaporkan telah membunuh dua orang – termasuk seorang warga Inggris, dan melukai sedikitnya enam orang lainnya.
Pasukan Perancis memasuki Mali pekan lalu untuk membantu mengusir militan Islamis yang bergerak menuju ibukota Bamako. Sedikitnya tiga kelompok terkait Al-Qaeda merupakan bagian dari mereka yang menguasai Mali Utara tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague hari Kamis menolak pembenaran penyanderaan oleh militan.
Aljazair telah sejak lama menentang intervensi militer terhadap para pemberontak di Mali Utara, karena khawatir akan berdampak ke perbatasannya sendiri.