Wakil Presiden Amerika Mike Pence akan berkunjung ke Korea Selatan akhir bulan ini sambil Korea Utara terus mengadakan unjuk kekuatan nuklir dan misilnya, yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur.
Pence akan melakukan lawatan selama 10 hari ke empat negara di Asia Pasifik, termasuk Jepang, Indonesia, Australia dan Hawaii. Menurut Gedung Putih, Pence akan bertolak tanggal 15 April.
Ini merupakan lawatan resmi kedua Wakil Presiden Pence ke Asia-Pasifik dimana ia akan bertemu dengan beberapa pemimpin untuk membahas aliansi militer, isu perdagangan dan ekonomi.
Lawatan Pence ke Korea Selatan dilakukan pasca peluncuran misil balistik Korea Utara di perairan di lepas pantai negara itu pada 5 April lalu, yang memicu peringatan dari Presiden Trump bahwa Amerika akan mengambil tindakan unilateral untuk mencegah agresi Korea Utara.
Peluncuran itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian ujicoba misil dan nuklir yang dilakukan Korea Utara dalam dua tahun terakhir ini.
Lawatan ini merupakan kesempatan bagi Pence untuk membahas keputusan Trump menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik, perjanjian dagang yang mencakup Australia dan Jepang.
Sikap keras Trump dalam bidang imigrasi dan larangan masuk bagi warga dari enam negara mayoritas berpenduduk Muslim juga tampaknya akan menjadi topik diskusi dengan pemimpin di Indonesia, negara dengan jumlah mayoritas Muslim terbesar di dunia. Meskipun
Indonesia tidak ada berada dalam daftar negara yang dilarang masuk ke Amerika itu, pemimpin Indonesia telah menunjukkan ketidaksenangannya dengan larangan yang telah diblokir oleh beberapa pengadilan Amerika itu. [em/ii]