Sekitar 100 migran Honduras disemprot gas air mata dan dipukuli dengan pentungan oleh polisi ketika mereka berusaha menerobos penghalang jalan di perbatasan Guatemala.
Kelompok migran itu merupakan bagian dari sekitar 2.000 warga Honduras yang berhenti di belakang penghalang itu pada Sabtu (16/1) malam.
Mayoritas tetap diam di tempat pada Minggu (17/1) pagi ketika bentrokan antara beberapa anggota mereka dan polisi dimulai. Tidak ada seorangpun migran yang berhasil melewati penghalang tersebut.
Ratusan migran lain kemudian duduk di tengah jalan, menolak bergerak dan berusaha mengajukan permohonan kepada otorita Guatemala sebagai sesama warga Amerika Tengah.
Associated Press melaporkan banyak migran mengalami luka-luka karena dipukuli dalam bentrokan itu.
Sedikitnya 9.000 migran dari Honduras menyeberang ke Guatemala pada Sabtu (16/1) dalam karavan yang dimulai sehari sebelumnya. Mereka berharap untuk bisa mencapai AS pada hari-hari pertama pemerintahan presiden yang baru. Sebagian migran mengatakan mereka berharap pemerintahan baru akan lebih simpatik kepada mereka dibandingkan pemerintahan Trump. [vm/pp]