Pembatasan suaka terkait pandemi yang mengusir jutaan migran dicabut Jumat (12/5) pagi, ketika orang-orang berlomba memasuki Amerika Serikat sebelum aturan baru diumumkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, pemerintah mengalami kemunduran hukum yang berpotensi serius ketika hakim federal untuk sementara memblokir upayanya untuk membebaskan migran lebih cepat ketika pos pemeriksaan Patroli Perbatasan penuh.
Migran, termasuk anak-anak, di Meksiko Utara mondar-mandir di sepanjang perbatasan AS yang dipagari kawat berduri dan didukung oleh pasukan, tidak yakin ke mana harus pergi atau apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Migran lainnya tinggal di tempat penampungan, dan bertekad untuk memperoleh janji wawancara permohonan suaka yang bisa memakan waktu berbulan-bulan yang dijadwalkan secara online.
Aturan yang kini telah kedaluwarsa, dikenal sebagai Title 42, berlaku sejak Maret 2020. Aturan itu memungkinkan para petugas perbatasan untuk segera mengusir pencari suaka kembali ke perbatasan dengan alasan mencegah penyebaran COVID-19.
Otoritas AS telah meluncurkan langkah-langkah baru yang ketat, yang menindak penyeberangan ilegal sementara juga menyiapkan jalur hukum bagi migran yang mendaftar secara online, mencari sponsor, dan menjalani pemeriksaan latar belakang.
Jika berhasil, reformasi secara mendasar itu dapat mengubah cara para migran tiba di perbatasan AS-Meksiko.
Walaupun Title 42 mencegah banyak orang mencari suaka, aturan itu tidak membawa konsekuensi hukum sehingga mendorong upaya berulang oleh para migran.
Setelah Kamis, para migran menghadapi larangan memasuki AS selama lima tahun dan kemungkinan tuntutan pidana. [lt/uh]
Forum