Meta mengatakan, Rabu (25/7), bahwa pihaknya telah menghapus 63.000 akun Instagram yang terkait dengan penipuan pemerasan seks dari Nigeria. Penghapusan akun itu terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang di negara Afrika Barat itu mengenakan denda sebesar $220 juta pada perusahaan media sosial tersebut.
Akun yang dihapus tersebut mencakup jaringan 2.500 profil yang dilacak ke sebuah grup yang terdiri dari 20 orang.
Sekitar 1.300 akun Facebook, 200 laman Facebook, dan 5.700 Grup Facebook yang berasal dari negara tersebut juga dihapus karena "memberikan tip untuk melakukan penipuan".
Geng-geng tersebut melakukan penipuan pemerasan seks dengan berpura-pura menjadi lawan jenis dan membujuk para pengguna untuk membagikan foto vulgar mereka dan kemudian mengancam akan melepaskannya ke publik kecuali korbannya mengirimi mereka uang.
“Mereka terutama menarget pria dewasa di AS dan menggunakan akun palsu untuk menutupi identitas mereka,” kata Meta dalam sebuah pernyataan.
Meta menuding "Yahoo Boys", bahasa gaul Nigeria untuk penipu internet, sebagai dalang dibalik akun-akun penipuan tersebut.
Raksasa media sosial tersebut menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar upaya penipu tidak berhasil dan sebagian besar berfokus pada korban dewasa, mereka juga menarget anak di bawah umur.
Investigasi Keamanan Dalam Negeri antara Oktober 2021 dan Maret 2023 menerima 13.000 laporan pemerasan finansial yang melibatkan 12.600 anak di bawah umur, sebagian besar anak laki-laki, di Amerika Serikat.
Penipuan tersebut memicu setidaknya 20 kasus bunuh diri, Menurut Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation/FBI)
“Pelanggar yang terlibat dalam pemerasan seks bermotif finansial sering kali berlokasi di luar Amerika Serikat—terutama di negara-negara Afrika barat seperti Nigeria dan Pantai Gading, atau negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina,” kata FBI dalam sebuah pernyataan pada Januari.
Untuk memerangi meningkatnya kejahatan seksual online, Meta mengumumkan pada April bahwa pihaknya sedang menguji fitur "perlindungan ketelanjangan" yang didukung kecerdasan buatan atau AI yang dipasang pada fitur pesan langsung atau direct message di Instagram untuk melindungi remaja.
Dua pria ditangkap di Nigeria pada bulan yang sama karena mencoba memeras seorang remaja Australia dengan mengancam akan menyebarkan "foto pribadi anak tersebut" jika dia tidak membayar mereka sebesar 500 dolar Australia atau setara dengan 5,3 juta rupiah
Polisi Australia mengatakan anak laki-laki itu bunuh diri setelah diancam oleh para tersangka dalam kasus dugaan penipuan "pemerasan seks".
Meta mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam penyelidikan dan penuntutan atas dugaan kejahatan tersebut. [ft/rs]
Forum