JAKARTA —
Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto menilai jika pemerintah tidak mendukung pembangunan infrastruktur dan pemerataan ekonomi daerah, pertumbuhan ekonomi termasuk investasi akan sulit meningkat.
Dalam pemaparan proyeksi ekonomi Kadin 2013 di Jakarta, Selasa (11/12), Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto berpendapat ada beberapa kendala penghambat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di Indonesia tahun depan. Dua diantaranya ditambahkannya yang berpengaruh negatif terhadap upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi tahun depan adalah masalah infrastruktur dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM.
“Daya saing infrastruktur Indonesia sangat rendah, dari semua kondisi infrastruktur yang paling buruk adalah pelabuhan, kondisi jalan juga konektivitas antara daerah kita bicara logistik sangat menyedihkan, biaya logistik kita termasuk salah satu yang tertinggi, ini tentunya semua berdampak juga kepada iklim investasi,” kata Suryo Bambang Sulisto.
Selain itu, menurut Sulisto kurang berpihaknya pemerintah terhadap UMKM akan menghambat pemerataan ekonomi. “Usaha mikro, kecil dan menengah cukup dominan di Indonesian namun kontribusinya terhadap PDB masih kecil dan hampir separuh daripada ekonomi disumbang oleh usaha besar, perlu mendapat perhatian pemerintah daerah terutama harus berdayakan, meningkatkan kewirausahawan di daerah,” tambah Sulisto.
Dalam kesempatan sama, Ketua Kadin Nusa Tenggara Timur, Abraham Paul Liyanto menegaskan pengusaha daerah NTT sulit berkembang karena mayoritas proyek diambil alih pemerintah.
“Pengalaman kita kalau semua bisnis itu dikerjakan hanya oleh pemerintah maka project oriented. Bukti saja bahwa semua kan infrastruktur dibangun dengan cara pikir proyek selesai, selesai, tapi tidak diskala prioritas mana yang baik sehingga ekonomi tetap tertinggal, khusus untuk NTT infrastruktur menjadi kendala,” jelas Paul Liyanto.
Kepala BKPM, Chatib Basri mengatakan investasi akan meningkat tahun depan bahkan menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun ia mengingatkan upaya menigkatkan investasi akan sulit dicapai tanpa dukungan sektor lain.
BKPM mencatat realisasi investasi yang diharapkan mampu diserap tahun ini sebesar Rp 283 triliun, naik dibanding realisasi investasi tahun lalu sebesar Rp 251 triliun. Sementara target realisasi investasi tahun depan sebesar Rp 300 triliun.
“Government spendingnya harus strong, kemudian consumptionnya harus strong, investasi harus strong, ekspor harus strong. Ekspor itu kan di luar kontrol kita tergantung globalnya, jadi kita nggak bisa kontrol, investmentnya kita upayakan supaya dia bisa masuk, so far bagus sekali bisa tumbuh sampai third quarter,” kata Chatib Basri.
Menurut Kadin Indonesia, tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,4 persen, sementara pemerintah menargetkan pertumbuhan tahun depan sebesar 6,8 persen. Pemerintah dan Kadin optimistis membaiknya ekonomi global akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Dalam pemaparan proyeksi ekonomi Kadin 2013 di Jakarta, Selasa (11/12), Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto berpendapat ada beberapa kendala penghambat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di Indonesia tahun depan. Dua diantaranya ditambahkannya yang berpengaruh negatif terhadap upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi tahun depan adalah masalah infrastruktur dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM.
“Daya saing infrastruktur Indonesia sangat rendah, dari semua kondisi infrastruktur yang paling buruk adalah pelabuhan, kondisi jalan juga konektivitas antara daerah kita bicara logistik sangat menyedihkan, biaya logistik kita termasuk salah satu yang tertinggi, ini tentunya semua berdampak juga kepada iklim investasi,” kata Suryo Bambang Sulisto.
Selain itu, menurut Sulisto kurang berpihaknya pemerintah terhadap UMKM akan menghambat pemerataan ekonomi. “Usaha mikro, kecil dan menengah cukup dominan di Indonesian namun kontribusinya terhadap PDB masih kecil dan hampir separuh daripada ekonomi disumbang oleh usaha besar, perlu mendapat perhatian pemerintah daerah terutama harus berdayakan, meningkatkan kewirausahawan di daerah,” tambah Sulisto.
Dalam kesempatan sama, Ketua Kadin Nusa Tenggara Timur, Abraham Paul Liyanto menegaskan pengusaha daerah NTT sulit berkembang karena mayoritas proyek diambil alih pemerintah.
“Pengalaman kita kalau semua bisnis itu dikerjakan hanya oleh pemerintah maka project oriented. Bukti saja bahwa semua kan infrastruktur dibangun dengan cara pikir proyek selesai, selesai, tapi tidak diskala prioritas mana yang baik sehingga ekonomi tetap tertinggal, khusus untuk NTT infrastruktur menjadi kendala,” jelas Paul Liyanto.
Kepala BKPM, Chatib Basri mengatakan investasi akan meningkat tahun depan bahkan menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun ia mengingatkan upaya menigkatkan investasi akan sulit dicapai tanpa dukungan sektor lain.
BKPM mencatat realisasi investasi yang diharapkan mampu diserap tahun ini sebesar Rp 283 triliun, naik dibanding realisasi investasi tahun lalu sebesar Rp 251 triliun. Sementara target realisasi investasi tahun depan sebesar Rp 300 triliun.
“Government spendingnya harus strong, kemudian consumptionnya harus strong, investasi harus strong, ekspor harus strong. Ekspor itu kan di luar kontrol kita tergantung globalnya, jadi kita nggak bisa kontrol, investmentnya kita upayakan supaya dia bisa masuk, so far bagus sekali bisa tumbuh sampai third quarter,” kata Chatib Basri.
Menurut Kadin Indonesia, tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,4 persen, sementara pemerintah menargetkan pertumbuhan tahun depan sebesar 6,8 persen. Pemerintah dan Kadin optimistis membaiknya ekonomi global akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.